BanjiSUMUTNEWS.CO – Medan | Ribuan rumah warga di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dan Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara terendam banjir. Hujan deras dengan intensitas tinggi dan sungai yang meluap jadi penyebabnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 4.235 rumah di Sergai yang terendam banjir. Tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Tebingtinggi, Sei Bamban, Sei Rampah, Kecamatan Dolok Masihul dan Kecamatan Sipispis.
“Jumlah rumah yang terdampak banjir sebanyak 4.235 unit. Ketinggian air mencapai 1 meter,” kata Kalaksa BPBD Serdang Bedagai, Henry Suharto, Sabtu (28/11/2020).
Henry menjelaskan banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan tanggul Sei Belutu dan Sei Sibaro di Kecamatan Sei Bamban dan Kecamatan Tebingtinggi jebol.
“Ditambah adanya air kiriman dari Kabupaten Simalungun. Sejalan dengan itu terjadi pasang mati di laut sehingga air tertahan dan melimpah di pemukiman warga,” ujarnya.
Saat ini, tim BPBD telah mendirikan posko di desa yang terdampak banjir, bersama TNI/Polri. Petugas juga telah menyalurkan sembako/air mineral untuk dapur umum, serta mendirikan tenda di beberapa titik.
“Kita juga menurunkan perahu fiber dan portable, di lokasi tertentu untuk membantu warga. Sebab banjir masih tinggi ditambah lagi hujan terus menerus, kita khawatir banjir semakin parah,” ungkapnya.
Sementara itu di Kota Tebingtinggi, banjir merendam 3.538 rumah yang tersebar di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Bajenis, Rambutan, Padang Hilir dan Kecamatan Hulu.
“Ada lima kecamatan yang terendam banjir. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Banjir terjadi akibat hujan deras dan meluapnya Sungai Padang yang melintasi Kota Tebing Tinggi,” ungkap Kalaksa BPBD Kota Tebingtinggi, Wahid Sitorus.
Wahid menjelaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi melakukan kaji cepat, berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan melakukan evakuasi korban.
“BPBD bersama tim gabungan telah mendirikan tenda pengungsi, pos kesehatan dan dapur umum. Sejumlah warga ada yang mengungsi dan sebagian lainnya memilih menetap di rumah mereka masing-masing,” paparnya.
Editor: Why
Sumber: CNNIndonesia