Cabut Gigi Mengakibatkan Kebutaan, Mitos Atau Fakta ?

SUMUTNEWS.CO “Jangan cabut gigi, bisa buat mata buta !”, kalimat tersebut sering kali kita dengar beredar di kalangan masyarakat. Tentunya kesimpulan dini yang dipercaya oleh masyarakat ini memiliki sebab dan muasal. Sedikit kasus yang terjadi tentang kebutaan setelah pencabutan gigi menjadi pembenaran untuk kepercayaan tersebut.

Realitanya, tenaga medis cukup sulit untuk menjelaskan hal itu pada pasien yang sudah terlanjur memercayainya. Oleh karena itu, penulis membuat tulisan ini dengan maksud untuk mengkaji dan memberi pemahaman yang sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan medis.

Pencabutan gigi memang memiliki beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada rongga mulut ataupun pada area sekitar rongga mulut. Menurut penelitian Endang Samsudin dkk, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, pada tahun 2007 komplikasi yang umumnya terjadi pasca-pencabutan gigi adalah fraktur akar gigi, fraktur mahkota, laserasi atau cedera pada jaringan lunak, inflamasi ataupun perdarahan.

Tidak disebutkan satupun komplikasi dari pencabutan gigi adalah kebutaan. Maka argumentasi yang menyatakan bahwa mencabut gigi dapat mengakibatkan (komplikasi) kebutaan adalah hal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, jika harus terjadi mispersepsi dalam hal pencabutan gigi, lebih logis jika masyarakat memercayai cabut gigi dapat menyebabkan perdarahan atau rasa sakit setelahnya. Dalam konteks pemberian anestesi atau pembiusan pada proses pencabutan gigi, terdapat teori yang menyatakan bahwa anestesi pada saat pencabutan gigi dapat menyebabkan gangguan pada mata berupa diplopia atau gangguan penglihatan ganda, bukan kebutaan.

Namun, hal ini sangat jarang terjadi dan memiliki prevalensi yang sangat rendah. Jika terjadi, diplopia akibat pemberian anestesi bersifat sementara, tidak permanen. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Newadkar dkk, mengenai miskonsepsi dan mitos pencabutan gigi serta efeknya terhadap mata pada masyarakat India. Atau jika ingin menghubung-hubungkan dengan metode cocokologi yang sering dilakukan oleh netizen media sosial, kerap beberapa orang menghubungkan kebutaan yang diakibatkan pencabutan gigi oleh karena persarafan. Hal yang perlu dipahami adalah persarafan pada gigi dan mata tidak berhubungan secara langsung, sehingga tidak ada keterkaitan langsung di antara keduanya.

Lantas, apa penjelasan yang paling masuk akal pada kasus pasca pencabutan gigi, pasien mengalami kebutaan beberapa hari atau waktu setelahnya? Penjelasan yang paling rasional justru ada pada hubungan antara infeksi gigi tahap lanjut dengan kebutaan itu sendiri.

Infeksi pada gigi yang diabaikan pasien, terutama infeksi gigi pada rahang atas memang dapat meluas ke area lainnya baik pada sekitar area sendi rahang, telinga ataupun mata. Infeksi gigi yang biasanya berupa abses atau selulitis secara ilmiah memang dapat menyebabkan kebutaan. Abses sendiri merupakan pembentukan kantung atau benjolan pada gusi yang berisi nanah, sementara selulitis merupakan perluasan nanah yang mencapai spasia (ruang kosong/ potensial yang dilapisi jaringan ikat) pada wajah.

Perluasan abses atau selulitis yang mencapai area orbita (mata) dapat menyebabkan kebutaan, meskipun peluang untuk terjadinya kasus seperti ini sangat kecil. Sehingga, perawatan pencabutan gigi dapat menyebabkan kebutaan merupakan mitos yang sebaiknya tidak dipercaya, bukan perawatannya, namun infeksinya yang bisa menjadi penyebab.

Juga terdapat hal tambahan yang terkadang cukup meresahkan dalam membuat masyarakat memercayai mitos ini, yaitu ulasan atau opini yang disinyalir demi clickbait kemudian menghubungkan dua kondisi medis yang sebenarnya tidak berhubungan. Misal, beberapa hari atau minggu setelah perawatan pencabutan gigi, pasien mengalami kebutaan. Padahal, jika dikaji secara keilmuan medis, kedua hal ini adalah dua kejadian yang berbeda dan tidak saling memengaruhi, alias koinsiden.

Namun karena memiliki letak yang berdekatan, maka dianggap berhubungan. Hal ini sama saja seperti mengatakan bahwa kecelakaan kereta api yang terjadi di ruas rel daerah Solo dan kecelakaan kereta api lainnya pada ruas rel daerah Yogyakarta merupakan sebab akibat. Dua koinsiden yang dihubung-hubungkan, yang berkembang menjadi mitos yang dipercaya oleh sebagian masyarakat. So dentizen, masih mau percaya kalau mencabut gigi dapat menyebabkan kebutaan??

Penulis : Dendy Dwi Rizki Gunawan, drg.

Editor:ARI

Komentar

Pos terkait