Pemulihan Ekonomi di Sumut, Gubernur Edy Genjot Sektor Pertanian

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memimpin rapat koordinasi (Rakor) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Sudirman Medan, Jumat (04/09/2020)/ Foto: Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut-Veri Ardian

SUMUTNEWS.CO – Medan | Dalam upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ingin menerapkan beberapa strategi untuk pemulihan, salah satunya dengan menggenjot sektor pertanian.

Hal itu disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (04/09/2020).

Bacaan Lainnya

“Untuk pemulihan ekonomi, kita fokus melihat potensi daerah. Berdasarkan analisa yang dilakukan Bank Indonesia di Provinsi Sumut, dari sektor pertanian yang paling mungkin kita melakukan pemulihan ekonomi,” ujar Gubernur.

Beberapa komoditi pertanian di Sumut, kata Edy Rahmayadi, juga mengalami surplus, seperti beras, cabai merah dan cabai rawit. Masing-masing kabupaten/kota pun punya potensi berbeda, seperti Kabupaten Humbang Hasudutan berpotensi untuk tanaman komoditi bawang putih, bawang merah dan cabai merah. Kabupaten Deli Serdang untuk padi dan peternakan, sedangkan Kabupaten Karo diandalkan tanaman palawija dan sayuran.

Mengingat saat ini Indonesia sangat susah untuk memasukkan barang impor, maka peningkatan produk pertanian menjadi peluang terbaik untuk pemulihan ekonomi.

“Saya tidak terlalu berharap akan hal itu (impor). Peluangnya adalah kita antar daerah saling bertukar komoditi yang surplus. Siapa yang lebih cepat menekan angka Covid-19, maka akan semakin cepat bangkit ekonominya. Kita harus sejalan menekan Covid-19 dan meningkatkan taraf hidup warga kita,” harapnya.

Potensi lahan pertanian di Sumut juga sangat luas. Untuk itu, Gubernur juga berencana akan memperluas lahan pertanian di daerah ini dengan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten.

“Mengingat potensi padi kita sangat besar, sehingga surplus padi kita pun akan meningkat dan akhirnya bisa membantu kebutuhan padi di provinsi lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan, dalam masa pandemi Covid-19, ada beberapa strategi pemulihan ekonomi yang dapat dilaksanakan.

“Dengan mempertimbangkan bersaran dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi, namun tetap meminimalisir penyebaran Covid-19, maka munculah tiga opsi, yaitu sektor industri pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor industri informasi komunikasi, itu lah industri yang bisa kita dorong di saat ini,” ujarnya.

Pada Rakor TPID Sumut tersebut, Wiwiek juga menjabarkan bahwa ada 11 kabupaten yang menjadi prioritas pengembangan sektor pertanian, yakni Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Labuhanbatu Selatan, Padanglawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Selatan, Samosir, Mandailing Natal dan Nias Selatan.

“Penilaian itu pun dilakukan dengan melihat dari dua aspek yang berbeda, yaitu aspek risiko penularan dengan kriteria jumlah konfirmasi Covid-19, jumlah rumah sakit dan jumlah tenaga kesehatan. Sedangkan dari aspek dampak ekonomi pun dinilai dari beberapa kriteria yaitu kontribusi pekerja sektor pertanian, penghasilan per kapita pekerja pertanian terendah, pangsa tenaga kerja pertanian berusia di bawah 45 tahun,” ujarnya.

Pada rapat tersebut juga turut dihadiri beberapa pimpinan OPD Pemprov Sumut, di antaranya Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut Irman Oemar, Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumut Haykal Amal dan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dahler.

 

Editor: Why

Komentar

Pos terkait