SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta diwarnai aksi walk out dari para perwakilan fraksi partai. Hal ini terjadi saat PSI menyampaikan pandangan umumnya terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTR-PZ).
Pantauan detikcom di gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2020), aksi walk out ini awalnya dilakukan oleh Anggota DPR Fraksi Golkar Jamaludin. Aksi walk out terjadi pada pukul 13.10 WIB.
“Kalau memang tidak terjadi apa yang sudah disepakati tidak diakui oleh partainya kalau memang tidak, saya tidak akan bersedia mendengarkan. Saya akan keluar,” kata Jamaludin saat mengajukan interupsi.
Aksi Jamaludin kemudian disambut tepuk tangan anggota DPRD DKI lainnya. Pimpinan DPRD DKI, Mirsan Samsuri, kemudian menanyakan siapa yang ingin walk out dari rapat tersebut. Mirsan pun kemudian menanyakan identitas dan fraksi partai itu.
“Itu dari fraksi apa,” kata Mirsan.
“Saya Jamaludin dari Fraksi Partai Golkar,” sahut Jamaludin.
Jamaludin kemudian keluar dari ruang rapat gedung DPRD DKI. Tak lama berselang, anggota DPRD DKI dari fraksi-fraksi lain juga menyusul keluar ruang rapat. Dengan demikian, yang tersisa di ruang paripurna ialah anggota Fraksi PSI dan pimpinan DPRD DKI.
Diwawancara di luar ruang rapat paripurna, Jamaludin membantah sudah ‘janjian’ dengan fraksi lain untuk walk out. Dia sendiri mengaku walk out karena kecewa dengan sikap PSI terkait kenaikan anggaran Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) 2021 yang sempat menjadi sorotan.
“Tidak, jadi ini tidak ada kesepakatan. Ini murni saya aja. Karena saya sudah kecewa dengan sikap-sikap seperti itu, apalagi ada bahasa bahwa DPRD ini merampok uang rakyat. Saya tersinggung, saya ngerampok siapa yang saya rampok. Kalo dia berani, ngomong sendiri sini jangan di media. Dia laki-laki apa perempuan itu yang ngomong rampok-rampok itu. Gitu maksud saya,” ungkap Jamaludin saat diwawancara wartawan.
Menurut Jamaludin, sikap PSI yang disampaikan di media soal kenaikan RKT berbeda dengan kesepakatan saat rapat. Dia menilai sikap PSI tidak konsisten.
“Jadi begini RKT itu sesuatu yang sudah diputuskan, secara kolektif sudah diputuskan, karena apapun yang kita bilang benar, selama itu sudah banyak bilang benar, dia ikut menyatakan benar walaupun dia bilang tidak benar. Tapi ini tidak ada yang namanya sikap menolak dari dia. Dia sudah menandatangani absensi daftar hadir tidak menyatakan keberatan ketika ditanya, tiba-tiba hal ini dibantah oleh DPW-nya,” paparnya.
“Ini kan tidak konsisten,” tegas Jamaludin.
Aksi walk out ini hanya berlangsung saat PSI menyampaikan pandangannya. Setelah PSI selesai membacakan, para fraksi mulai kembali ke ruang rapat paripurna pada pukul 13.25 WIB untuk mendengar pandangan umum selanjutnya dari fraksi-fraksi.
Dikutip dari detik.com
Editor: ARI
Komentar