SUMUTNEWS.CO- Rasyid Assaf Dongoran, MSi menjelaskan bahwa Hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu rezeki materi atau rezeki waktu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai bukti ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT bagi yang berkemampuan ekonomi dalam rangka berbagi
Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan. Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Akibat dari kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).
Ujian untuk menyembelih anak nya Nabi Ismail, tapi di detik-detik terakhir Tubuh Nabi Ismail diganti Allah SWT dengan Domba, sebuah ke ajaiban, atas ujian keimanan kita
Perubahan apapun butuh pengorbanan dan kesabaran, tempat patuh dan berharap hanya pada Allah SWT.
Merayakan Idul Adha, bukan dimaksudkan hanya berbagi daging kurban, tapi memaknai sejarah dan tujuan berkurban , bukan larut sebagai serimonial/raya merayakan semata.
Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022. Dengan ditetapkannya awal Zulhijah ini, maka Hari Raya Idul Adha 1443 H jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.
Mari kita kembali galakkan mencari ilmu makna kenapa harus berkurban hewan dari aspek religius/kajian Al Qur’an dan aspek sosial berbagi dengan tetangga, aspek kesehatan berbagi protein daging dengan orang kurang mampu. Jangan kita larut sibuk dengan Idul Adha dalam konteks dalam tradisi seremonial semata.(*)
Komentar