SUMUTNEWS.CO – Banyuwangi | Sebanyak 20 pondok pesantren (ponpes) terkena wabah Covid-19 Angka penyebarannya paling banyak terjadi di pondok pesantren di daerah Bayuwangi, yakni sebanyak 622 santri.
“Data per minggu kemarin, ada 20 pondok pesantren yang terkena Covid-19, paling besar di Bayuwangi ada sekitar 600 lebih,” kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, dalam acara webinar “Program Sekolah dan Pesantren Sehat”, Kamis (24/9/2020).
Waryono mengatakan, meski banyak pondok pesantren terkena Covid-19, tapi para santri tidak ada yang sampai meninggal. Hal itu dikarenakan proses penanganannya dilakukan secara baik oleh pengurus pondok pesantren dan dinas kesehatan setempat.
“Semuanya bisa diatasi dengan baik, Alhamdulillah tidak ada santri yang meninggal karena Covid-19, kita menjalankan koordinasi dengan baik, baik bersama dinas kesehatan maupun gugus tugas daerah setempat,” tegas dia.
Harus ikuti protokol kesehatan
Dengan adanya kasus seperti itu, dia menegaskan kepada seluruh pondok pesantren yang telah diberikan lampu hijau untuk belajar dengan tatap muka, harus mengikuti semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Tolong kepada semua peserta atau pelaksana didik di ponpes, kami tegaskan harus mengikuti protokol kesehatan,” jelas dia.
Memang, lanjut dia, ilmu kesehatan selalu diberikan di pondok peantren. Tapi, karena ada keterbatasan keuangan dan infrastruktur di pondok pesantren pelosok pedesaan, maka pemberian ilmu kesehatan itu tak berjalan dengan baik.
“Dalam tanda kutip pesantren ke bawah (kurang fasilitas), itu cuma wacana pemberian ilmu kesehatan,” ungkap dia.
Bekal ilmu kesehatan
Maka dari itu, dengan hadirnya perusahaan Unilever Indonesia melalui Unilever Indonesia Foundation diharapkan pemberian ilmu kesehatan itu sampai ke pondok pesantren yang ada di p
KOMPAS.com – Sebanyak 20 pondok pesantren ( ponpes) terkena wabah Covid-19. Angka penyebarannya paling banyak terjadi di pondok pesantren di daerah Bayuwangi, yakni sebanyak 622 santri.
“Data per minggu kemarin, ada 20 pondok pesantren yang terkena Covid-19, paling besar di Bayuwangi ada sekitar 600 lebih,” kata Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, dalam acara webinar “Program Sekolah dan Pesantren Sehat”, Kamis (24/9/2020).
Waryono mengatakan, meski banyak pondok pesantren terkena Covid-19, tapi para santri tidak ada yang sampai meninggal. Hal itu dikarenakan proses penanganannya dilakukan secara baik oleh pengurus pondok pesantren dan dinas kesehatan setempat.
“Semuanya bisa diatasi dengan baik, Alhamdulillah tidak ada santri yang meninggal karena Covid-19, kita menjalankan koordinasi dengan baik, baik bersama dinas kesehatan maupun gugus tugas daerah setempat,” tegas dia.
Harus ikuti protokol kesehatan
Dengan adanya kasus seperti itu, dia menegaskan kepada seluruh pondok pesantren yang telah diberikan lampu hijau untuk belajar dengan tatap muka, harus mengikuti semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Tolong kepada semua peserta atau pelaksana didik di ponpes, kami tegaskan harus mengikuti protokol kesehatan,” jelas dia.
Memang, lanjut dia, ilmu kesehatan selalu diberikan di pondok peantren. Tapi, karena ada keterbatasan keuangan dan infrastruktur di pondok pesantren pelosok pedesaan, maka pemberian ilmu kesehatan itu tak berjalan dengan baik.
“Dalam tanda kutip pesantren ke bawah (kurang fasilitas), itu cuma wacana pemberian ilmu kesehatan,” ungkap dia.
Bekal ilmu kesehatan
Maka dari itu, dengan hadirnya perusahaan Unilever Indonesia melalui Unilever Indonesia Foundation diharapkan pemberian ilmu kesehatan itu sampai ke pondok pesantren yang ada di pelosok pedesaan.
“Kita harapkan Unilever itu ada di ponpes. Keberpihakan makro pemerintah terhadap santri belum ada, baru hanya terbatas. Kita tetap berjuang dalam pembelajaran jarak jauh ini, agar kita bisa lakukan, ini menarik untuk generasi masa depan,” tegasnya.
Dikutip dari Kompas.com
Editor: ARI
Komentar