Sebut Ada Ancaman yang Ingin Jatuhkan NKRI, Kantor Rizal Ramli Didatangi Purnawirawan TNI

FKPPB saat mendatangi kantor ekonom Rizal Ramli di kawasan Tebet barat dalam IV No. 7 Jakarta Selatan, Rabu (19/08/2020)/Foto: SINDOnews/isra triansyah

SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Kantor ekonom Rizal Ramli di kawasan Tebet barat dalam IV No.7 Jakarta Selatan kedatangan sejumlah purnawirawan TNI AD, Rabu (19/08/2020).

Kedatangan purnawirawan TNI AD yang tergabung dalam Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa (FKPPB) menemui Rizal Ramli karena merasakan adanya ancaman non militer yang ingin menjatuhkan dan meruntuhkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bacaan Lainnya

Mayjen (Purn) Deddy S Budiman menjelaskan, FKPPB merupakan lembaga kajian dari para pensiunan tentara di bidang pemberdayaan wilayah pertahanan. Saat ini, dirinya dan rekan-rekan sesama prajurit TNI AD merasa ada upaya untuk menjatuhkan dan meruntuhkan kedaulatan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

”Ancaman paling menonjol berupa ancaman non militer dimana rakyat dan pensiunan TNI saat ini tengah merasakan. Tokoh sentral yang dianggap tepat dapat menyelesaikan persoalan ini adalah mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli,” ujarnya seperti yang dikutip dari laman SINDOnews, Rabu (19/08/2020).

Dihadapan para purnawirawan TNI AD lainnya seperti Letjen (purn) Yayat Sudrajat, Mayjen (purn) Robby Win Kadir serta beberapa purnawirawan TNI lainnya, Deddy berharap Rizal Ramli mau memimpin dan mengarahkan kumpulan purnawirawan untuk berbuat sesuatu bagi bangsa ini. Menurut dia, ancaman-ancaman non militer di bidang ekonomi, politik, ideologi dan berbagai bidang lainnya saat ini sangat terasa oleh bangsa ini.

Sementara itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Rizal Ramli mengaku kecewa dengan cara pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menangani krisis akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Menurut Rizal, selama enam bulan ini tidak muncul kebijakan pro-rakyat yang digulirkan pemerintah. Sementara kehidupan masyarakat makin sulit.

Editor: Why

Komentar

Pos terkait