SUMUTNEWS.CO – Medan | Pengurus Daerah Ikatan Pelajar Al Washliyah Kota Medan Bersama beberapa aliansi komunitas islam melakukan gerakan bersama nonyton bareng filkm penghiatan G30S-PKI.
Nonton bareng G30S-PKI ini dimontori oleh ketua ketua organisasi dan komunitas yang ikut serta dalam kegiatan ini.
Nonton bareng yang dilaksakan pada tanggal 30/9 malam di kompleks Universitas Al Washliyah Medan.
“Ini adalah kegiatan kami bersama, ada komunitas yang ikut serta dalam kegiatan ini seperti Gerakan Pemuda Cinta Islam (GAPCI), gerakan Perindu Syurga (GPS), Komunitas Ikhwan Tauhid, Persatuan Remaja Muslim Peduli Sosial, Calon Jenazah serta Gerakan Hijrah Medan. Tujuan kami melakukan kegiatan ini adalah bagaimana masyarakat khususnya pemuda mengingat sejarah yang kelam”ujar Ferry (Ketua PD IPA Medan)
Di tengah pandemi Covid 19 Masa cukup membeludak meramaikan nonton bareng G30S PKI dengan secara khidmat.
Yang di awal ada permasalahan sedikit dengan pihak apartur negara seperti polisi, TNI dan pihak kelurahan Harjosari 1, dengan mediasi yang baik dilakukan pihak UNIVA dan apartur negara agar bagaimana acara akan di batalkan tetapi dengan kesepakatan agar acara tetap berjalan harus menerapkan Protokol kesehatan.
Panitia teknis acara, Kiki, mengatakan kegiatan nobar dimulai sejak pukul 20.30 WIB dengan menggunakan layar proyektor. Menurut Kiki, terdapat ratusan warga yang datang dan antusias nobar film tersebut.
“Ada sekitaran 150-an masyarakat yang hadir,” ujar Kiki.
Meskipun masyarakat yang nobar ramai, Kiki memastikan pihaknya menerapkan protokol kesehatan. Panitia mewajibkan warga agar menggunakan hand sanitizer, memakai masker, dan menjaga jarak.
“Alhamdulillah antusisme masyarakat malam ini ramai dan kita tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah dibuat oleh pemerintah dalam melaksanakan acara nobar malam ini,” ujar Kiki.
Kiki menjelaskan tujuan acara ini digelar untuk mengingatkan masyarakat soal kekejaman dan kezaliman PKI di masa lalu. Dia berharap dengan kegiatan ini semakin menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme di generasi muda.
Editor: ARI
Komentar