Tegas! Habib Rizieq Akan Mendukung Pemerintahan Jokowi Asalkan Turuti Syarat Ini

SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Setelah kepulangannya Habib Rizieq nyatakan dukungannya kepada Pemerintah bila lakukan hal ini.

Rizieq berujar, Ulama akan mengapresiasi pemerintah yang bermanfaat dan akan mengkritisi bila merugikan rakyat.

Dalam hal ini pentolan Front Pembela Islam (FPI) ini nyatakan kesiapannya mendukung pemerintah asalkan ikut melakukan revolusi akhlak.

Hal tersebut ia sampaikan dalam video yang diunggah oleh Front TV pada 11 November 2020.

“Saya tanya, kalau pemerintah melakukan revolusi akhlak, dukung tidak? Dukung tidak? Catat ini, sebarkan, biar pemerintah dengar. Kami siap mendukung Anda kalau Anda melakukan revolusi akhlak. Kalau Anda besok berbuat adil, kalau Anda besok menegakkan keadilan, kalau Anda mengubah segala kezaliman ini menjadi ketaatan kepada Allah, kami siap menghormati Anda, kami siap tunduk kepada aturan Anda,” ujar Rizieq di depan pendukungnya dalam video tersebut.

Namun, jika pemerintah tidak melakukan revolusi akhlak, Rizieq menegaskan akan melawan seluruh ketidakadilan.

Ia pun menyebut jika perlawanan tersebut akan terjadi di seluruh Indonesia.

“Kalau Anda tidak… tidak adil, gelombang manusia, gelombang rakyat dari Sabang sampai Merauke akan melawan segala ketidakadilan. Takbir. Takbir,” Seru Rizieq.

Tak tanggung-tanggung pihak Rizieq sudah memperhitungkan segala risiko termasuk rela mati demi melakukan revolusi akhlak.

Bacaan Lainnya

“Ini yang kita maksud revolusi akhlak. Kita tidak peduli apa pun risikonya. Risikonya paling tinggi mati. Paling tinggi apa. Orang berjuang mati, nggak… nggak berjuang apa? (Mati). Orang sakit mati, yang nggak sakit?. Orang kena Corona mati, yang nggak kena Corona?. Yang dimusuhin rezim mati, yang nggak dimusuhin?. Yang miskin mati, yang kaya? (Mati). Jadi nggak usah takut, mati itu bukan akhir segalanya. Mati itu awal kehidupan kita di akhirat untuk mempertanggungjawabkan segala amal kita di dunia ini,” ujar Rizieq.

Pentolan Front Pembela Islam tersebut juga meminta kepada pejabat negara untuk berlaku adil. Karena menurut Rizieq, segala perbuatan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan kelak.

Maka ini, kepada pejabat Indonesia, ingat, besok Anda juga akan mati, bukan kami saja yang mati, Anda akan ditanya kenapa bohong? Kenapa ingkar janji, akan ditanya. Kenapa khianat, kenapa tidak amanat. Nah, mumpung hayat masih dikandung badan, kami ajak, ayo kita ajak revolusi akhlak,” jelas Rizieq.

Rizieq menjelaskan terkait posisi ulama dan oposisi.

Menurut Rizieq, ulama lebih tinggi daripada oposisi. Hal ini dikarenakan ulama menerima keputusan pemerintah yang menguntungkan rakyat dan mengkritisi kebijakan yang merugikan rakyat.

“Posisi ulama itu bukan oposisi, tapi posisi ulama adalah melakukan amal makruf nahi mungkar. Apa bedanya oposisi sama ulama, ada beda. Oposisi sering kali memposisikan diri segala keputusan pemerintah baik-tidak baik dia protes, dia serang. Itu oposisi. Tapi kalau ulama, putusan pemerintah bagus, ya kita apresiasi, kita hargai, kita doakan. Betul?,” ujar Rizieq.

“Tapi kalau keputusan tidak baik yang merugikan rakyat, yang merusak agama, yang bisa menghancurkan negara, wajib untuk kita kritisi. Kalau itu posisi ulama, mulia tidak? Jadi ulama ini lebih tinggi dari oposisi. Karena mata ulama jeli,” tegasnya lagi.

Dalam hal ini Rizieq mengajak Presiden Jokowi melakukan revolusi akhlak. Hal ini menurutnya jika ketidakadilan harus dijadikan musuh bersama.

“Saya sampaikan sekali lagi kepada pemerintah, ayo pemerintahan Jokowi saat ini. Kami para ulama mengajak Anda dan jajaran Anda, menteri-menteri Anda. Semua pejabat negara, ayo kita revolusi akhlak, kita perbaiki,” ucap Rizieq.

Ia pun menyatakan jika hal yang telah berlalu dianggap berlalu dan untuk menyongsong ke depan harus ada perubahan.

“Yang sudah berlalu kita anggap berlalu, tapi ke depannya ini harus semua berubah. Yang kemarin bohong, besok tak boleh bohong lagi. Yang kemarin ulama dikriminalisasi, besok tidak boleh dikriminalisasi lagi. Yang kemarin pembiaran terhadap penodaan agama, penghinaan terhadap agama dibiarkan, dilindungi, besok tidak boleh ada penodaan agama yang dibiarkan. Setuju? Saya mau tanya, kalau pemerintahan Jokowi melakukan itu, setuju tidak?,”. ujar Rizieq.

Dikutip dari jurnalpresesi

Editor: ARI

Komentar

Pos terkait