SUMUTNEWS.CO – Ciamis | Kongres HMI XXXI yang dilaksanakan di Surabaya mulai 17 Maret 2021 tidak berjalan sesuai dengan harapan. Berbagai kendala dan persoalan membuat kongres itu jalan ditempat. Menyoal itu, banyak desakan datang dari HMI ditingkat Kabupaten/Kota (Cabang) dan HMI ditingkat Provinsi (Badko) agar panitia segera menghentikan ajang dua tahunan HMI itu, salahsatunya desakan penghentian kongres itu datang dari HMI Cabang Ciamis.
“Sebaiknya Kongres HMI XXXI di Kota Surabaya dihentikan saja, utusan-utusan pada pulang aja, terus sebaiknya Steering Committee (SC), dan Panitia Nasional Kongres (Panasko) HMI XXXI menghentikan kongres, dan bubar. Udah gak sehat dan sejalan dengan harapan seluruh kader,” ujar Pengurus HMI Cabang Ciamis, Ade Maulana Yusuf melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/03/2021).
Jelas Ade, ada 5 alasan rasaional menghentikan kongres, pertama kata Ade, SC dan Panasko tidak serius dalam upaya menghadirkan peserta kongres.
“Ada 5 alasan sempurna rusaknya kongres, Pertama, SC dan Panitia Nasional Kongres seperti tidak niat dalam memberangkatkan utusan-utusan Cabang, terbukti hingga hari Jum’at, 19 Maret 2021 lalu, seluruh utusan Cabang belum hadir,” katanya.
Kemudian yang kedua, lanjut Ade, SC dan Panasko tidak matang dalam mempersiapkan forum kongres yang ada dibeberapa tempat sehingga membuat peserta kebingungan saat akan melakukan registrasi.
“Kedua, SC dan Panitia Nasional Kongres tidak rapi dalam mempersiapkan forum kongres yang ada di beberapa tempat, hal ini menyebabkan kebingungan dalam proses registrasi,” lanjutnya.
Selanjutnya terang Ade yang ketiga, SC dan Panitia Nasional Kongres tidak memberlakukan Physical Distancing baik kepada utusan maupun kepada kader-kader yang hadir di Surabaya.
“Ketiga, SC dan Panitia Nasional Kongres tidak memberlakukan Physical Distancing baik kepada utusan maupun kepada kader-kader yang hadir di Surabaya, sehingga ini berpotensi memberikan ‘kado’ bagi masyarakat Kota Surabaya berupa naiknya angka Covid-19 di Kota Surabaya akibat Kongres HMI XXXI,” katanya lagi.
Kemudian, alasan keempat yang membuat HMI Cabang Ciamis mendesak kongres dihentikan, karena terjadinya kerusuhan di dalam forum maupun diluar forum. Menurutnya itu contoh buruk bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Kerusuhan yang terjadi di forum maupun di luar forum, merupakan tauladan yang buruk bagi seluruh Rakyat Indonesia,” tuturnya
Kelima, seluruh kandidat Ketua Umum PB HMI menggunakan strategi buying time (mengulur waktu). Menurutnya itu merupakan contoh buruk bagi demokrasi dan tidak mencerminkan karakter intelektual HMI.
“Seluruh kandidat Ketua Umum PB HMI menggunakan strategi buying time sehingga kuat-kuatan amunisi atau logistik. Kandidat Ketua Umum PB HMI, siapa yang amunisi atau logistik masih kuat, maka dia yang menang, ini sudah tidak mencerminkan karakter intelektual HMI, patut diingat, tujuan baik harus dicapai juga dengan cara-cara yang baik,” jelasnya Ade.
Ade menambahkan kelima hal tersebut bukti bahwa HMI tidak mengamalkan amanat Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo dalam pembukaan sambutannya, yang menyatakan bahwa HMI harus adaptif menghadapi realita-realita baru.
“Apa yang disampaikan Presiden RI, Bapak Joko Widodo dalam pembukaan itu ternyata tidak diamalkan oleh SC, Panasko dan juga para kandidat Ketua Umum, HMI masih kuno dan terjebak dalam kebiasaan tahun 1980-an dan 1990-an,” tandas Ade.
Editor: Why
Komentar