SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara (Sumut), M Alwi Hasbi Silalahi, merespon adanya dugaan keterlibatan oknum Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) pada konflik yang saat ini dialami oleh HMI.
Kata Alwi, bila benar ada oknum MN KAHMI melakukan intervensi terhadap konflik yang terjadi ditubuh HMI saat ini, maka MN KAHMI sudah sangat keterlaluan dan harus bertanggungjawab.
“Kuat dugaan, konflik yang terjadi pada tubuh HMI saat ini dikarenakan adanya intervensi yang dilakukan oleh oknum MN KAHMI. Bila itu benar, maka itu adalah catatan buruk kami pada MN KAHMI dan harus dipertanggungjawabkan oleh mereka,” kata Alwi Hasbi kepada awak media, Rabu (24/03/2021).
Saat ditanya seperti apa intervensi yang dilakukan oknum MN KAHMI, Alwi menjawab oknum MN KAHMI diduga kuat telah melakukan intervensi dan keberpihakan pada salah satu kepengurusan PB HMI yang saat ini terpecah dua kepengurusan (dualisme).
Selain itu, Hasbi juga menduga oknum MN KAHMI telah melakukan intervensi agar Kongres HMI XXXI diselenggaran, padahal katanya, situasi dan kondisi HMI yang saat ini terpecah (dualisme) dan tidak memungkinkan untuk kongres dilakukan sebelum terwujudnya rekonsiliasi dan penyatuan keduabelah pihak HMI.
“Adanya intervensi dan keberpihakan yang dilakukan oleh oknum MN KAHMI sebenarnya sudah lama, bahkan sebelum kongres ini digelar. Harusnya mereka tidak usah terlibat terlalu jauh apalagi sampai mengintervensi penyelenggaraan kongres. Padahal mereka tau situasi HMI saat ini terbelah menjadi dua kepengurusan, harusnya mereka mendorong untuk rekonsiliasi, bukan malah memperkeruh suasana,” tutur Hasbi.
Hasbi juga menduga kuat intervensi yang dilakukan oknum MN KAHMI itu dikarenakan adanya kepentingan pihak tertentu untuk memenangkan salahsatu calon Ketua Umum yang sudah dipersiapkan. Dia menilai keterlibatan dan intervensi desakan kongres itu mencederai proses regenerasi dan marwah HMI.
“Intervensi pelaksanaan kongres yang terburu-buru itu juga menimbulkan kecurigaan pada kita bahwa oknum MN KAHMI sedang bermain untuk memenangkan salahsatu kandidat Ketua Umum yang telah dipersiapkan, itu jelas mencederai proses regenerasi dan marwah HMI. Hal itu jugalah yang mengakibatkan kongres ini tidak berjalan lancar,” terangnya.
Mestinya kata Hasbi, sebelum kongres, dualisme kepengurusan baik di PB, Badko, hingga Cabang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga solid kepesertaan kongres dan agar tidak terkesan dipaksakan. Dasar itu juga Hasbi mendesak Arya Kharisma Hardy untuk bertanggung jawab atas kehancuran Kongres HMI XXXI itu.
“Baiknya juga dualisme di tubuh PB HMI, Badko hingga Cabang diselesaikan dulu sebelum kongres, agar kongres berjalan lancar dan peserta juga solid. Kongres ini terkesan sangat dipaksakan dan buru-buru sehingga mengakibatkan hancur-lebur, sementara itu dualisme terus berkepanjangan dan tidak selesai. Arya Kharisma Hardy harus bertanggungjawb atas kehancuran kongres yg terburu-buru itu,” tegasnya.
Kataya, bila kisruh dan perpecahan kepengurusan (dualisme) Pengurus Besar (PB) HMI ini terus berkepanjangan, maka semua itu adalah dosa MN KAHMI.
“Dualisme ini sangat tidak kita inginkan. Tak ada kader yang menginginkan perpecahan pada tubuh HMI ini. Bila perpecahan dan dualisme HMI ini terus berkepanjangan dan tak juga bersatu, maka ini adalah dosa-dosa MN KAHMI karena oknum-oknumnya diduga terlibat dalam intervensi yang mengakibatkan ini semua,” tandasnya.
Editor: Why
Komentar