SUMUTNEWS.CO – Medan I Layaknya seperti komentator sepak bola, bicara banyak dan menggebu-gebu namun belum tentu bisa bermain sepak bola bila diturunkan kelapangan.
Begitulah perumpamaan yang diberikan oleh Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Sumatera Utara (Badko HMI Sumut) M. Alwi Hasbi Silalahi kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi terkait penanganan penyebaran dan penularan pandemi Covid-19 di Sumut yang kian meningkat.
“Pak Gubernur ini seperti komentator sepak bola, banyak bicara namun lemah pada realisasi dan tindakan. Komentator sepak bola itu banyak bicaranya tapi belum tentu bisa main sepak bola,” katanya kepada Kolega.id di Medan, Kamis (06/08/2020).
Ungkapan itu dikatakan Hasbi karena selama penanganan penyebaran wabah Covid-19 ini, Sumut memberikan catatan yang buruk, mulai dari penggunaan anggaran, banyaknya jatuh korban, hingga Edy Rahmayadi sebut masyarakat sulit untuk diatur.
“Lihat saja data, penggunaan anggaran Covid-19 Sumut paling bermasalah, angka korban tinggi, Gubsu bilang sulit melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan, dan yang terakhir beliau bilang masyarakat sulit diatur, kerja kita tak becus jangan salahkan masyarakat, itu tidak baik,” jelas Hasbi.
Katanya, untuk menekan angka korban Covid-19, sosialisasi dan penerapan New Normal agar berjalan baik hanya dibutuhkan ketegasan pemimpin dalam hal ini Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, menurutnya Gubsu Edy agar tidak hanya menyalahkan masyarakat dengan menyebut sulit diatur, namun juga harus diperlukan ketegasan dan keseriusan pemimpin.
“Pak Edy jangan cakap-cakap aja, jangan salahkan masyarakat apalagi mengatakan masyarakat sulit untuk diatur, Pak Edy juga dan jajaran Pemprovsu maupun Gugus Tugas Covid-19 harus instropeksi mengapa bisa sampai seperti ini,” sambung Hasbi.
Sebelumnya, Mantan Pangdam I/BB ini mengatakan keterlambatan memberlakukan New Normal bukanlah terjadi di tubuh pemerintah, melainkan masyarakat yang sulit diatur.
“Satu bulan ini, mau tidak mau harus diberlakukan. Hampir rata-rata kabupaten/kota kesulitan. Terkendala karena masyarakat yang sulit untuk diatur, untuk disiplin protokol kesehatan berat sekali dilakukan masyarakat, suruh pakai masker tidak mau, suruh cuci tangan boro-boro dilakukan. Suruh atur jarak, apalagi,” ucap Edy Rahmayadi seperti yang dilansi dari Tribun Medan, Selasa (04/08/2020).
Editor: Why
Komentar