SUMUTNEWS.CO – Medan | Mantan Ketua KNPI Sumatera Utara Ahmad Yasyir Ridho Loebis dalam sambutannya pada acara Pelantikan DPD KNPI Sumatera Utara periode 2020-2023 Sabtu (7/11/2020) di Aston City Hall Medan, menyampaikan sebuah testimoni terkait
Medan berpesan kepada kelompok aktivis agar besatu dalam barisan yang kokoh untuk melawan hegemoni kelompok tertentu di Sumatera Utara yang terus memanfaatkan dan merusak demokratisasi yang telah diperjuangkan oleh kelompok Cipayung dan pemuda pada reformasi 1998.
“Demokratisasi adalah produk reformasi dan kekompok pemuda menjadi barisan terdepan yang memperjuangkannya. Namun kini ada kekuatan besar yang telah merusak demokrasi itu demi melanggengkan bisnis dan kekuasaannya”, ucap Yasyir Ridho.
Ridho menegaskan sesungguhnya jika kelompok aktivis tidak terpecah belah maka tidaklah mungkin demokratisasi dirampok oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki uang dan kekuasaan.
“Saya berpesan berpolitiklah seperlunya dan berkawanlah selamanya, aktivis jangan mau jadi pelacur politik, ingat itu”, tegas pria yang juga Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara dari partai Golkar.
Tak hanya itu, Yasyir Ridho juga meminta kepada KNPI dibawah pimpinan Samsir Pohan untuk merebut kembali kantor DPD KNPI Sumatera Utara agar kantor gedung pemuda terbesar di Indonesia itu tidak disalahgunakan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Saya yang menandatangani MOU dengan gubernur Sumatera Utara ketika itu sehingga dibangun dengan anggaran sebesar 10 Miliyar”, ungkap Ridho.
Untuk diketahui Ahmad Yasyir Ridho Loebis adalah Ketua KNPI Sumut periode 2008-2014. Ridho lubis kemudian melanjutkan karir politik ke partai Golkar Sumatera Utara.
Ridho sebelumnya terpilih dan diinginkan oleh mayoritas pemilik suara pada Musyawarah Daerah Partai Golkar Sumut di Hotel JW Marriot pada 24 Fabruari 2020.
Namun, fatwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang lebih memilih Musa Rajeckshah sebagai Ketua Golkar Sumut memupus harapan mayoritas pemilik suara di partai Golkar Sumut untuk dipimpin oleh kader partai sendiri yakni Ahmad Yasyir Ridho Loebis.
“Saya memutuskan berhenti untuk mengikuti pecalonan apapun, biarlah di usia yang masih 49 tahun saya akan berada dibelakang pemuda dan aktivis untuk melawan kelompok yang ingin merusak demokrasi”, tandas Ridho.
Editor: ARI
Komentar