MEDAN – Penyaluran atau distribusi minyak goreng curah di Sumut mulai dilakukan pembenahan. Di mana pedagang tidak lagi diperkenankan menjadi distributor, tugas itu diambil pemerintah.
Dengan adanya intervensi itu diharapkan harga minyak goreng curah dapat dikendalikan dan bisa mengikuti harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementrian Perdagangan sebesar Rp14.000 per liter.
Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait tidak menampik bahwa saat ini minyak goreng curah masih dijual di atas HET.
Dijelaskan Naslindo pendistribusian minyak curah akan melibatkan PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) dan RNI (Rajawali Nusantara Indonesia).
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usaha BUMN itu akan menjadi distributor penyaluran minyak curah. Kata dia minyak curah dari kedua perusahaan itu selanjutnya diserahkan ke Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pasar Medan untuk selanjutnya disalurkan ke pedagang.
“D1 (distributor satu) itu RNI atau PPI. Tidak lagi langsung ke pedagang, karena kemungkinan pedagang ini lah yang berspekulasi. Nanti didistribusikan ke PUD Pasar dan mereka yang akan mendistribusikan dan mengecer ke seluruh pedagang,” kata Naslindo di Medan Kamis 31 Maret 2022.
PUD Pasar Medan secara otomatis menurut Naslindo juga ikut terlibat aktif dalam pengendalian harga minyak curah di pasar.
“Agak lucu rasanya pasar punya kita, punya pemerintah, kita punya Permendag nomor 11/2022 yang mengatur HET Rp14.000. Tapi di rumah kita sendiri, di pasar kita sendiri harga bisa sampai Rp20.000 per liter,” papar dia.
Untuk tahap awal Naslindo mengatakan hanya tiga pasar tradisional yang dikelola PUD Pasar yang memberlakukan kebijakan tersebut yakni Pasar Sentral, Pasar Sukaramai dan Pasar Sei Sikambing. Apabila berhasil maka kebijakan pendistribusian minyak curah akan diperluas ke daerah lain.
“Kalau ini berhasil maka itu akan dibuat di Binjai, Tebing Tinggi Siantar dan lain. Distributor kedua itu PD Pasar, tidak lagi pedagang atau spekulan. Kalau ada koperasi kita akan juga tunjuk jadi distributor dua,” bilang Naslindo. (SN01)
Komentar