SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Abdurrahim Arsyad atau lebih dikenal sebagai Abdur, komika asal NTT ini, oleh masyarakat akhirnya buka suara mengenai Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Melalui akun Twitter dan Instagramnya, runner up Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV tersebut mengutarakan pendapatnya.
Belakangan, komika yang terkenal dengan ciri khas materinya tentang kritik sosial, keprihatinan, dan keresahannya akan fenomena yang terjadi pada masyarakat ini, mengakui secara terang-terangan bahwa dirinya kini sudah tak berani mengkritik pemerintah.
Abdur dengan tegas menjawab pertanyaan masyarakat mengenai dirinya yang kini tak pernah mengkritik melalui video dan cuitannya di twitter.
“Abdur mana suaramu? Mana Kritikanmu? Bagaimana dengan nahkoda kapal tua kita? Ibu pertiwi menangis melihatmu,” ucap Abdur dalam video yang diunggahnya untuk menjawab pertanyaan masyarakat.
Dia pun menjelaskan bahwa sebelumnya berani bersuara karena Indonesia dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Dulu saya berani karena presidennya SBY, militer, tapi slow. Ini ada yang katanya slow, tapi rasanya otoriter,” lanjutnya, seperti dikutip DenpasarUpdate.com (Pikiran Rakyat Media Network) dari akun Instagram @abdurarsyad pada 9 Oktober 2020.
Bandingkan dengan Era SBY dan Tak Berani Kritik Pemerintah, Komika Abdur: Katanya Slow Tapi Otoriter
Ida Ayu Novi
18 Oktober 2020, 11:30 WIB
Komedian, Abdurrahim Arsyad. Abdur kini tak Berani Asal ‘Mangap’ Kritik Pemerintah, Singgung SBY hingga 2024 /instagram.com/abdurarsyad/
Tidak hanya itu. Sebelumnya, komika satu ini juga sempat mencuitkan hal serupa di Twitter. Dia sekali lagi menyebut nama SBY.
Kok gak kayak dulu, berani kritik pemerintah?
Karena dulu presidennya SBY, jadi berani.— Abdurrahim Arsyad (@abdurarsyad) October 7, 2020
“Kok gak kayak dulu, berani kritik pemerintah?
Karena dulu presidennya SBY, jadi berani,” cuitnya di Twitter pada 7 Oktober 2020 lalu.
Kini, Abdur mengaku tak bisa berbuat apapun, termasuk mengkritik. Menurutnya, ia bisa mati.
Saya bisa apa? Bisa mati!” lanjutnya dalam video.
Abdur pun menyarankan agar masyarakat mendengar dan mempelajari apa yang diungkap oleh para pakar serta saling mendukung.
“Slow, yang kita lawan ini pintar. Pintar adu domba. Jadi jangan mau jadi domba,” ungkapnya.
“Buat mereka bingung. Jadi ketika mau adu domba, dombanya tidak ada,” tambahnya.
Menjelang akhir video, Abdur juga menyebut bahwa orang Indonesia sangat mudah melupakan. Kenapa?
Karena sat ini, bisa saja masyarakat ramai dan melakukan aksi di sejumlah daerah. Akan tetapi, aksi tersebut akan dilupakan ketika pemilihan presiden mendatang.
“Tapi nanti 2024, lupa! Mereka lagi yang menang!”
Abdur juga meminta kepada masyarakat untuk mengikuti orang-orang yang memang benar peduli terhadap Indonesia
Dikutip dari pikiranrakyat.com
Editor: ARI
Komentar