SUMUTNEWS.CO, Sipirok- Fenomena semakin banyaknya lahan pekuburan yang semakin sempit dan butuh perluasan menjadi salah satu persoalan yang ada di masyarakat, namun jarang terungkap dipublik.
Pada masa normal sebelum Pandemi covid 19, masyarakat masih mampu bermusyawarah dan menggalang dana untuk pembelian lahan bagi perluasan tanah pekuburan, namun kondisi paska covid masyarakat masih berjuang memenuhi kebutuhan sandang dan pangan serta biaya pendidikan, khususnya di wilayah pedesaan dan kelurahan .
Wakil Bupati Kab Tapanuli Selatan selama ini secara diam-diam menerima keluhan bebrapa masyarakat tentang semakin sempitnya lahan pekuburan, sementara harga lahan semakin lama semakin mahal, dan masyarakat masih sulit mengumpulkan dana karena masih pada fase perbaikan ekonomi keluarga
Sumutnews mendapat informasi bahwa Wabup Tapsel, Rasyid Assaf Dongoran, MSi telah mencanangkan ujicoba pengumpulan dana selama 1 tahun, memanfaatkan posisi jabatan yang cukup dipandang, menyakinkan umat untuk memperhatikan Tapsel yang rakyatnya butuh nilai semangat gotong-royong yang dinamakan Marsialap Ari, bukan hanya urusan membajak sawah, tapi juga Bergotong Royong urusan kebutuan peluasan lahan pekuburan yang mendesak
Sementara, Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah dimasa krisis ekonomi akibat Pandemi covid , tidak punya anggaran khusus bagi kebutuhan pembelian lahan pekuburan.
Berangkat dari Kondisi ini, wakil bupati Tapanuli Selatan, Rasyid Assaf Dongoran,MSi menyatakan akan membantu pengumpulan dana yang dibutuhkan untuk itu, tapi masyarakat harus bersabar.
Rasyid, menyampaikan bahwa pada April 2022 bertepatan Bulan Suci Ramadhan 1443 H, bahwa dirinya telah berhasil mengumpulkan dana dari tabungan zakat pribadi dan infaq kaum muslimin teman-temannya keturunan Tapanuli Selatan untuk membantu biaya perluasan lahan pekuburan
“Alhamdulillah, sudah bisa kita tambah komunikasikan kepada para perantau dan keturunan asal tapsel yang berada diluar Tapsel, mumpung saya wakil bupati dan mereka senang ditelpon oleh wakil bupati , saya pun gunakan kepercayaan ini, kemaren terkumpul puluhan juta dalam bentuk tunai dan bisa kita ganti rugi lahan penambah lahan, mudah mudahan bisa menampung 150-200 liang kubur kedepan jika ditata dengan baik di kelurahan Simarpinggan, kecamatan Angkola selatan.
Ketika ditanya, bagaimana dengan kebutuhan di keluaran dan desa lain se-Tapanuli Selatan, Rasyid mengatakan dirinya dan teman-teman yakin diberbagai tempat juga butuh perluasan lahan pekuburan, tapi ini zaman ekonomi sulit dan anggaran pemerintah sangat terbatas, saya justru mengajak tokoh masyarakat yang sudah berhasil secara ekonomi untuk melihat kampung masing -masing, apakah di kampungnya ada kebutuhan perluasan tanah pekuburan atau tidak. Saya himbau mereka orang orang mampu segera berkumpul dan bermusyawarah untuk menggalang dana dengan sabar, mungkin butuh 1 tahun atau 2 tahun agar terkumpul dana umat untuk perluasan lahan tanah wakaf pekuburan.
“Inti nya, bahwa semua Masalah bisa di gotong royong kan atau istilah kami di Tapsel disebut Marsialap Ari, maka tetap sabar dan butuh waktu, butuh kepercayaan tinggi jaman sekarang ini kalo kita memggalang dana, karena 1 kali saja lancung salah gunakan kepercayaan publik, maka sulit kita bergotong royong”, tambahnya.
Saya terkejut ternyata banyak masyarakat di Tapsel dan diluar Tapsel (Perantau) sangat rindu bisa ber-marsialap Ari, bergotong royong membantu pembangunan di Tapsel, jauh dari urusan politik dan sangka buruk politik lainnya. Ini hanya butuh komunikasi dan rendah hati kita sebagai pemimpin formal di Tapsel untuk pelan pelan mengajak mereka.
Halomoan Hutasuhut, pengelola Tanah Wakaf Kuburan Simarpinggan menyampaikan terimakasih kepada Rajab Sihombing dan Dedi Rahmat Sitinjak yang telah mengkomunikasikan hal ini kepada Bapak Rasyid Assaf Dongoran (Wabup), sehingga lahan Pekuburan bisa ditambah luas karena memang sudah mendesak dibutuhkan sekali. (*)
Komentar