SUMUTNEWS.CO – Medan | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menghadiri sekaligus membuka Musyawarah Daerah (Musda) IX Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut, di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention Medan, Jumat (18/12) malam. Musda yang berlangsung hingga 20 Desember akan menentukan pengurus baru periode 2020-2025.
Gubernur Edy Rahmayadi memiliki harapan besar kepada pengurus baru untuk membina masyarakat Islam di Sumut. Dia ingin kepengurusan baru mampu meningkatkan kualitas MUI, baik secara organisasi maupun pelayanannya kepada masyarakat.
“Masih banyak umat Islam di Sumut yang belum mendapat pembinaan, bahkan tidak sedikit mereka yang kesulitan beribadah. Jadi saya berharap pengurus baru nantinya bisa lebih meningkatkan dakwah dan pembinaan kepada masyarakat-masyarakat kita yang kesulitan beribadah dan juga ekonomi,” kata Edy Rahmayadi saat memberikan kata sambutan.
Selain itu, Edy juga ingin hubungan MUI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut yang selama ini terjalin dengan baik tetap terjaga. MUI selaku mitra dari pemerintah diharapkan mampu memberikan masukan kepada Gubernur Sumut sehingga kepemimpinannya tetap berada di rel yang benar.
“Umara tanpa ada ulama akan tidak benar jalannya. Ketika umara salah, harus ada ulama yang mengingatkannya, sehingga pembangunan yang kita cita-citakan bisa terwujud. Dan juga hubungan kita selama ini yang sudah baik tetap terjaga, silaturahmi tidak putus, kita terus berdiskusi membahas berbagai masalah yang ada di Sumut,” tambah Edy.
Ketua Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama MUI, Yusnar Yusuf Rangkuti mengatakan saat ini Pemprov Sumut telah memberikan perhatian besar kepada MUI Sumut. Dengan begitu, kinerja dan kualitas MUI Sumut harus lebih baik dari sebelumnya dan mampu hadir menyelesaikan masalah-masalah umat Islam.
“Anggaran yang diturunkan Pemprov Sumut untuk MUI sangat besar pada tahun ini, bahkan pusat saja tidak sebesar itu. Hasilnya mulai terlihat, karena di tahun 2019 MUI Sumut terpilih menjadi MUI terbaik di Indonesia. Ini tentu luar biasa, tetapi tentu itu harus dibarengi dengan kinerja yang semakin baik, melayani masyarakat lebih baik, membina masyarakat lebih baik, sehingga Sumut bisa lebih maju,” kata Yusnar, yang juga Ketua Umum PB Al Wasliyah ini.
Sementara itu, Ketua MUI Sumut Abdullah Syah mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah (PR) organisasi yang saat ini dipimpinnya. PR yang pertama yaitu masih sedikitnya sentuhan ulama-ulama MUI ke daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Menurutnya umat Islam di daerah ini sebagian besar kesulitan secara ekonomi dan juga keagamaan.
Selain itu juga karena banyaknya permintaan masyarakat untuk pendakwah perempuan di tahun ini, MUI Sumut juga menempa kader ulama perempuan. Hanya saja masih terkendala soal tempat pendidikan dan juga ketika turun ke tengah-tengah masyarakat. Walau begitu, MUI tetap mempersiapkan kader perempuannya tahun ini.
“Bayangkan di daerah pinggiran atau perbatasan, untuk mencari khatib saja susah. Bukan itu saja, terkadang bila ada acara hanya satu orang yang bisa membaca doa, bila dia berhalangan tidak ada yang membaca doa. Saya harapkan ini menjadi perhatian khusus bagi pengurus berikutnya termasuk juga untuk kader ulama perempuan kita, karena saat ini kita baru memulai pengkaderan untuk perempuan,” kata Abdullah.
Pada Musda kali ini MUI memberikan penghargaan kepada figur daerah yang memiliki kepedulian tinggi kepada MUI. Ada lima penghargaan tokoh peduli MUI yang diberikan, yaitu Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, Pangdam I/BB Mayjen TNI Hassanudin, Kabinda Sumut Brigjen TNI Ruruh Setyawibawa dan tokoh masyarakat Maslin Batubara. Selain itu juga diberikan 6 piagam penghargaan kepada MUI daerah yang dianggap memiliki kinerja baik.
Acara ini sendiri dihadiri 125 orang yang berasal dari berbagai instansi dan masyarakat, seperti dewan pembina MUI, pesantren, universitas Islam dan lembaga lainnya. Hadir juga Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa, Anggota DPD RI Dedi Iskandar, Plt Walikota Medan Akhyar Nasution, tokoh masyarakat yang juga mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin, tokoh masyarakat, agama dan budaya Sumut.
Komentar