Pemimpin Muda Harapan Masa Depan Bangsa

Amansyah Hakim Pasaribu

SUMUTNEWS.CO – Opini | Dalam sejarah perjalanan bangsa-bangsa di dunia, banyak buku yang mencatat tentang keberhasilan para pemuda dalam melakukan perubahan-perubahan besar yang mengguncang dan mencengangkan dunia.

Ambil contoh Nabi Daud A.s yang menjadi raja di usia muda, ada Sultan Muhammad al Fatih yang menjadi pembebas Konstantinopel, ada Jenghis Khan sosok penakluk pada usia muda dan masih banyak yang lainnya.

Bacaan Lainnya

Dengan semangat, cita-cita dan keberanian yang besar, disertai dengan ide-ide yang cemerlang banyak dari kalangan anak muda yang berhasil membuktikan dirinya untuk layak menjadi seorang pemimpin. Bukan karena dari faktor keturunan, tapi karena mereka memang layak dan pantas untuk menjadi seorang pemimpin.

Dinegeri kita, generasi muda memiliki peran yang sangat strategis dan menjadi penentu, mulai dari perjuangan menuju kemerdekaan sampai sekarang. Peran pemuda telah tercatat dalam sejarah penting peristiwa-peristiwa besar bangsa ini.

Ada nama-nama tokoh kemerdekaan bangsa yang pada usia mudanya sudah diakui kecakapannya dikancah internasional seperti Tan malaka, Soekarno, Sutan Syahrir, Mohammad Hatta dan banyak lagi.

Ada makna dan keyakinan yang besar tersirat untuk pemuda sebagai pembawa perubahan dari perkataan Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno yaitu “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, Beri aku 10 orang pemuda maka akan kuguncang Dunia”.

Lantas pemuda seperti apa yang diharapkan Soekarno untuk mengguncang dunia ?

Sungguh miris akhir-akhir ini, tidak sedikit dari kita kalangan muda yang sudah mulai menyimpang dari jalurnya. Menghabiskan usia muda tanpa berkarya dan berkontribusi nyata untuk pembangunan bangsa dan negara.

Banyak waktu yang terbuang percuma hanya untuk dihabiskan dengan bermain game online, bahkan tidak sedikit yang tersandung kasus kriminal seperti tawuran dan penyalahgunaan narkoba dan lain-lain. Ada apa dengan kita para pemuda? Akankah kita habiskan masa muda kita dengan cara-cara yang tidak produktif dan bermanfaat untuk ummat?

Terlepas dari keadaan miris tersebut, kita harus tetap optimis ternyata masih banyak dinegeri ini para pemuda yang berkualitas, berdaya saing dan memiliki empati sosial serta berpotensi menjadi pemimpin dalam berbagai sektor yang ada dinegeri ini, termasuk menjadi Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota dan lain sebagainya.

Para pemuda tersebut adalah orang-orang yang mengisi dan menghabiskan waktu dimasa muda nya dengan semangat bekerja dan berkarya dengan kreatifitas dan inovasi-inovasi baru yang dihasilkan dari pemikiran yang tajam dari mereka.

Ternyata masih ada harapan besar dan meyakinkan di negeri ini tentang pemuda dan masa depan bangsa. Ditengah krisis dan permasalahan kompleks yang dihadapi bangsa ini, butuh sosok pemimpin-pemimpin muda di berbagai sektor yang bisa menjadi pembawa jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Karakter pemuda yang berciri kebaruan, merupakan alternatif yang bisa dijadikan solusi atas kurang efektifnya kepemimpinan sebelumnya, sehingga menjadi oase ditengah masyarakat yang mulai jenuh dengan kepemimpinan gaya konservatif dan kaku.

Pemimpin muda yang santun, adaptif, kontributif, komunikatif, kolaboratif dan tidak eksklusif serta sesuai dengan tuntutan zaman merupakan harapan besar bangsa ini untuk mencapai kejayaan negeri ini.

Rakyat akan dengan senang hati mempercayakan dan memberi kesempatan kepada para pemimpin muda untuk melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. Sudah saatnya rakyat memberikan suaranya untuk para pemimpin muda untuk kemajuan bangsa dan negara.

Dan dipenutup tulisan ini saya mengutip kalimat inspirasi dari Anis Matta Lc yaitu “Energi, obsesi, imajinasi datang dengan cara kerja yang tak bisa dipahami orang-orang tua. Anak muda hadir untuk tugas-tugas mustahil, sebab bangsa ini juga didirikan oleh anak-anak muda dengan pemikiran progresif”.

Karena kita masa depan, Majulah pemuda, majulah bangsa ku. Majulah pemuda, jayalah negeri ku !!

 

Amansyah Hakim Pasaribu
Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Medan

Editor: Why

Komentar

Pos terkait