SUMUTNEWS.CO – Medan | Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) Sumatera Utara (Sumut) Zulham Efendi Siregar meminta presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan desakan sejumlah ormas besar islam soal penundaan pelaksanaan Pilkada Tahun 2020.
“Kepada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mempertimbangkan secara seksama permintaan sejumlah ormas islam seperti Al Washliyah, NU dan Muhammadiyah prihal penundaan Pilkada,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima Kolega.id, Selasa (22/09/2020).
Menurutnya, alasan Jokowi harus mempertimbakan desakan orma-ormas islam itu karena situasi penyebaran Covid 19 yang belum juga dapat diatasi sehingga presiden harus mengambil tindakan preventif demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Tokoh pemuda islam ini juga menambahkan, jika pemerintah memaksakan kehendak untuk tetap melaksanakan Pilkada bulan Desember 2020 ini, dikhawatirkan akan memberikan preseden buruk bagi proses demokrasi Indonesia.
Baca Juga: LaNyalla Mattalitti Siap Perjuangkan Pendiri Al Washliyah Jadi Pahlawan Nasional
“Bapak Presiden harus mempertimbangkan permintaan sejumlah ormas islam, mengingat omas-ormas besar islam di Indonesia memiliki Umat yang taat dan fanatik kepada ulama dan kiyainya. Apabila ormas-ormas islam dan para ulama mengeluarkan fatwa melarang umatnya untuk datang ke TPS seperti menghimbau untuk tidak melaksanakan sholat di masjid ketika wabah covid menyebar luas, bisa dipastikan akan terjadi angka golput sangat besar terjadi di pilkada 2020,” ujar Zulham.
Terakhir, Gerakan Pemuda Al Washliyah Sumut juga meminta kepada Presiden, DPR dan KPU untuk segera bertemu dengan tokoh-tokoh agama, para ulama, tokoh pemuda dan ormas-ormas islam di indonesia untuk memutuskan hal ini.
“Soal ini baiknya diselesaikan secepatnya, kami minta presiden, DPR dan KPU untuk segera bertemu tokoh agama, ulama, tokoh pemuda dan juga ormas-ormas islam Indonesia, agar persoalan ini segera diselesaikan,” tandas Zulham.
Editor: Why
Komentar