SUMUTNEWS.CO – Medan | Alumni BEM Nusantara Sumatera Utara (Sumut) sangat menyanyangkan peristiwa kerusuhan pada Temu BEM Nusantara ke XII yang dilaksanakan di Universitas Wijaya Kusuma Kota Surabaya.
Dikatakan, pertemuan para presiden mahasiswa dari Sabang sampai Merauke harusnya melahirkan gagasan baru dan pernyataan sikap tentang kondisi bangsa hari ini.
“Kita melihat dinamika yang terjadi bukan lagi tentang pertengkaran fikiran dan argumentasi yang mendasar, melainkan praktek politik praktis dan persoalan siapa yang akan memimpin BEM Nus ini kedepan, kita sangat kecewa dan mengecam ini,” kata mantan Presiden Mahasiswa Universitas Al-Azhar Medan, Zulkifli, Kamis (11/3) malam.
Zulkifli menyebutkan, kerusuhan yang telah terjadi antar sesama peserta merupakan preseden buruk sepanjang pertemuan BEM Nus sebelumnya. Menurutnya hal tersebut merupakan kelalaian dari panitia penyelenggara yang tidak mampu mengkondusifkan suasana.
“Apalagi info yang kita dapat bahwa ada orang bayaran atau suruhan yang bukan mahasiswa menjadi pengacau saat berjalannya sidang pleno. Ini membuktikan bahwa penyelenggara tidak siap dengan temu ini,” sebutnya.
Lebih lanjut, Zulkifli mengungkapkan, bahwa temu BEM Nus tersebut sudah disusupi oleh orang-orang yang sejak awal tidak menginginkan adanya sikap ataupun pemikiran baru dari hasilnya.
“Kita menduga adanya operasi dari lembaga negara yang tidak mengingikan mahasiswa se-Indonesia bersatu dalam menyikapi persoalan hari ini,” ungkapnya.
Selai itu, Zulkifli meminta kepada Satgas Covid- 19 Kota Surabaya agar memburkan acara tersebut, sebab diduga telah mengabaikan protokol kesehatan (Prokes).
“Dari video yang kita terima, terlihat para peserta tidak patuhi prokes, kita minta Satgas Covid-19 membubarkan acara tersebut karena berpotensi menjadi klaster baru Covid-19,” pungkasnya
Editor: ARI
Komentar