Tinjau Banjir Tebing Tinggi, Edy Rahmayadi Minta Lakukan Penanganan Cepat

SUMUTNEWS.CO – Tebing Tinggi | Banjir melanda sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi sejak Jumat (27/11). Namun, hingga Sabtu volume air semakin tinggi dan merendam beberapa daerah di Kota Tebing Tinggi. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi langsung turun ke lapangan meninjau banjir Kota Tebing Tinggi, Sabtu (28/11).

Banjir kali ini disebabkan karena meluapnya Sungai Padang yang membelah Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebing Tinggi ada 5 kecamatan yang terdampak cukup parah pada banjir kali ini, yaitu Kecamatan Rambutan, Bajenis, Padang Hulu, Tebing Tinggi Kota, dan Padang Hilir. Dari lima kecamatan tersebut yang terdampak banjir berdasarkan data BPBD Tebing Tinggi per tanggal 28 November sebanyak 25.297 jiwa.

Melihat banyaknya korban banjir, Edy Rahmayadi ingin penanganan dilakukan secara cepat terutama masalah logistik, khususnya makanan dan obat-obatan. Setelah itu akan membantu masalah penyelesaian banjir Tebing Tinggi.

“Kita akan segera memberikan bantuan karena ini rakyat saya. Dalam waktu singkat harus ada posko untuk menyalurkan logistik kepada masyarakat, karena saat ini masyarakat sulit beraktivitas. Perut ini dulu untuk rakyat, yang kedua obat-obatan karena ketika banjir rawan penyebaran penyakit dan yang ketiga kita perlu membagikan masker kepada masyarakat untuk mengantisipasi Covid-19,” ujarnya.

Bersama dengan Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan, dan Kapolres Tebing Tinggi AKBP James P Hutagaol, Edy Rahmayadi meninjau beberapa lokasi banjir. Salah satu kelurahan di Kecamatan Rambutan yang paling parah terendam banjir adalah Kelurahan Marulak. Tanggul Sungai Padang di kelurahan ini mengalami kerusakan yang mengakibatkan volume air pada kawasan ini mencapai kurang lebih 1,5 meter.

“Setelah kami tinjau tanggulnya tadi ada yang rusak, kurang lebih 50 meter. Itu yang menyebabkan di daerah ini volume air cukup tinggi, merendam beberapa rumah di sini. Setelah ini surut kita akan perbaiki dan mengevaluasi bersama BWS dan Pemko Tebing Tinggi untuk normalisasi, karena tampaknya kedalam sungai sudah berkurang,” tambah Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi berpesan kepada masyarakat untuk waspada karena curah hujan di Sumut saat ini cukup tinggi. Masyarakat diminta mengikuti anjuran pemerintah, agar banjir kali ini lebih cepat surut sehingga penanganan untuk Sungai Padang bisa cepat dilakukan.

“Waspadai alam. Satu bulan yang lalu saya sudah sampaikan kondisi alam kita saat ini kurang bersahabat. Tetapi kalau kita taati instruksi dari walikota dan Kapolres/TNI pasti aman,” tambah Edy Rahmayadi.

Saat ini telah didirikan 56 posko banjir yang tersebar di Kota Tebing Tinggi, namun Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan merasa jumlah posko masih harus ditambah. Selain itu, Umar juga berharap mendapat tambahan perahu karet untuk mempercepat evakuasi masyarakat dan juga penyaluran logistik.

“Sekarang ada 56 posko, sekarang kita masih meminta bantuan untuk tenda-tenda pleton untuk mendirikan posko. Perahu kita yang kecil juga tidak banyak. Kita minta bantu kepada pak Gubernur untuk mengevakuasi masyarakat dan menyalurkan logistik,” kata Umar.

Sampai saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa, karena sebelum banjir Pemko Tebing Tinggi telah memprediksi bencana alam ini. Walikota juga mengatakan sudah meminta masyarakat agar menjauhi daerah sekitaran sungai sehingga korban jiwa bisa dihindari.

“Kita sudah mengimbau kepada masyarakat agar tidak berdiam di pinggiran sungai karena banjir sudah kita prediksi sejak jam delapan malam dan dini hari airnya naik. Sampai sekarang belum ada laporan korban jiwa,” pungkas Umar

Berdasarkan keterangan salah satu warga Kelurahan Marulak, Nelli, hari Jumat air sudah menggenangi rumah-rumah penduduk, namun pada saat itu air masih sekitar 50 cm. Dini hari setelah hujan yang cukup panjang volume air meningkat hingga dada orang dewasa. Dia juga berharap agar bantuan cepat disalurkan dan lebih merata.

“Jumat itu sudah banjir, tapi masih sebetis aja. Sekitar jam 12 (dini hari) airnya makin tinggi rumah kami pun hampir tenggelam, jadi kami langsung mengungsi padahal kami di sini belum pernah kebanjiran. Kami harap bantuan cepat disalurkan terutama makanan dan lebih merata karena banyak yang kena ini,” kata Nelli.

Bacaan Lainnya

Editor: ARI

Komentar

Pos terkait