SUMUTNEWS.CO – OPINI | Politik Adu domba adalah startegi penjajah untuk memecah belah suatu kelompok agar si penjajah tercapai tujuannya.
Strategi itu dulu dikenal devide et Impera pada masa panjajahan kolonial belanda di indonesia. Strategi kolonial belanda ini dulu dipakai untuk memecah kelompok besar menjadi kelompok – kelompok kecil yang bersebrangan dengan kebijakan atau keputusan penjajah.
Momentum bersejarah Agresi Militer Belanda 1 yang bertepatan Pada tahun 1947 alasan latar belakang adanya politik Devide Et Impera.
Devide Et Impera yang biasa dikenal dengan politik adu domba atau politik pecah belah adalah gabungan strategi politik, militer dan ekonomi. Alasannya kuatnya untuk mencapai tujuan menjaga kekuasaan dengan cara memecah belah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga lebih mudah untuk ditaklukan. Devide Et Impera memliki satu slogan yang sama, yaitu “Verdeel en Heers” yang artinya “Pecahkan dan Kuasai”
Hari ini ?
Perubahan zaman yang semakin maju dan modren, memberikan dunia tidak lagi mengenal kata jauh. Tingkah laku hidup dan budaya manusia moderen sudah lebih cepat menerima terhadap kebudayaan asing.
Hal ini mengakibatkan asimilasi kebudayaan dan juga paham-paham baru yang belum tentu sinkron dengan nila-nilai yang murni, namun sudah menjadi tradisi. Globalisasi menjadi pelopor revolusi negeri, baik dari aspek politik, sosial budaya, ekonomi bahkan ideologi.
Efek domino perkembangan teknologi sangat berdampak bagi kehidupan, sehingga manusia sudah dapat menjangka dunia dengan hitungan detik.
Penyebaran informasi yang tidak benar atau hoax dapat memecah belah suatu kelompok, bangsa dan bernegara.
Hal ini sekarang dapat kita rasakan banyaknya perpecahan dan ketidaksepakatan di bumi indonesia ini.
Penulis : Amrizal (Kader Himpunan Mahasiswa Islam)
Editor: RML
Komentar