USU Diterpa Isu Plagiat: Setelah Rektor Terpilih, Kini Giliran Plagiat Runtung Sitepu Disoal

SUMUTNEWS.CO – Medan | Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi perhatian setelah isu dugaan plagiat mencuat ke publik. Rektor terpilih, Dr Muryanto Amin dilaporkan melakukan plagiarisme dalam bentuk self-plagiarism ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Laporan tersebut masuk melalui pesan elektronik ke Kemendikbud 6 Desember 2020, tiga hari pasca Muryanto terpilih. Rektor Runtung Sitepu langsung membentuk tim internal untuk menelusuri dugaan atas laporan tersebut.

Setelah bekerja tidak begitu lama, hasil penelusuran tim bentukan Prof Runtung Sitepu itu pun keluar. Tidak berapa lama setelah hasil diperoleh, sanksi terhadap Muryanto Amin dijatuhkan.

Profesor Runtung Sitepu melalui surat keputusan (SK) Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) nomor 82/UN5.1.R/SK/KPM/2021, menyatakan rektor terpilih Dr Muryanto Amin terbukti bersalah melakukan Self-plagiarism.

Dalam petikan putusan tersebut, Muryanto Amin dinyatakan bersalah melanggar etik dengan sanksi penundaan kenaikan pangkat dan golongan selama 1 (satu) tahun.

“Pertama, menyatakan, bahwa Dr Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., telah terbukti secara sah dan meyakinkan dengan sengaja dan berulang melakukan plagiarisme dalam bentuk self-plagiarism atau auto plagiasi (plagiasi diri sendiri). Kedua, menyatakan Dr Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., telah terbukti melanggar Etika Keilmuan dan Moral Sivitas Akademika; Ketiga, menghukum Dr Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., penundaan kenaikan pangkat dan golongan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal keputusan ini dikeluarkan..,” bunyi keputusan SK 82 yang dikeluarkan rektor Prof Runtung Sitepu tertanggal 14 Januari 2021 itu.

“Iya, memang itu surat SK dari rektor USU berdasarkan hasil sidang komisi etik. Disahkan semalam, baru tadi (Kamis) disuruh rektor untuk diedarkan ke para wartawan bahwa kita sudah mengeluarkan SK supaya jangan ada selebaran lain,” kata Wakil Rektor III USU, Prof Drs Mahyuddin KM Nasution saat dikonfirmasi.

Sebelum keputusan sanksi terhadap rektor terpilih Muryanto Amin dikeluarkan, pada 11 Januari 2021 US kembali digegerkan dengan dugaan plagiat.

Kemendikbud RI kembali menerima laporan dugaan plagiat oleh sejumlah dosen dan guru besar di USU, salah satunya menyeret nama rektor saat ini, Prof Runtung Sitepu.

Bermula dari laporan masyarakat melalui aplikasi Lapor.go.id atas dugaan plagiarisme. Laporan tersebut terdisposisi ke Kemendikbud dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi serta diteruskan ke Universitas Sumatera Utara (USU) dan ditembuskan ke Pemerintah Kabupaten Karo.

Hal itu terlihat dari surat berkop Universitas Sumatera Utara (USU) dengan nomor dengan nomor 218/UN.5.R2/SDM/2021, ditandatangani oleh Wakil Rektor II Profesor Fidel Ganis Siregar tertanggal 11 Januari 2021, yang sempat beredar.

Dalam surat itu juga turut disebutkan sejumlah nama yang dilaporkan dalam dugaan plagiat. Mereka adalah Profesor Runtung Sitepu, Farhat, Mahyuddin KM Nasution, Maria Kaban, Kharisma Prasetya Adhyatma, Fauriski F Prapiska, Ginanda Putra Siregar, dan Syah Mirsya Warli.

Forum Peduli USU mengapresiasi kasus dugaan plagiarisme yang menerpa rektor terpilih USU Muryanto Amin telah diambil keputusan.

Karena keputusan itu membuat informasi yang diberikan kepada publik tuntas dan tidak menggantung.

“Jadi transparan supaya kebenaran itu memang muncul dan marwah USU bisa tegak. Tidak hanya pelajaran bagi dosen tetapi juga bagi rektor terpilih begitu dilantik,” kata Dr Iskanda Zulkarnaen kepada wartawan.

Namun dia juga meminta agar laporan dugaan plagiat rektor Runtung harus diperlakukan sama, sehingga ada keadilan.

“Tetapi kita minta, ada juga laporan dugaan plagiarisme terhadap Runtung dan beberapa orang yang juga dilaporkan di Lapor.go.id kemendikbud. Itu harus dituntaskan agar ada perlakukan hukum yang sama. Jangan nanti hanya kepada Muryanto diperlakukan begini lalu berbeda kepada yang lain, karena pejabat di USU,” ucapnya.

Ia pun menegaskan Forum Peduli USU dalam persoalan ini tidak berpihak kepada siapapun. Ia tekankan forum peduli USU hanya membela nama baik USU dan kebenaran yang harus ditegakkan.

“Karena kalau kebenaran tidak ditegakkan, maka para akademisi bahkan petinggi kampus sama saja dengan politikus praktis,” ungkapnya.

• Laporan plagiarisme rektor terpilih USU sangat politis

Dugaan plagiat yang menerpa USU menjadi perbincangan dan diskusi di kalangan akademisi. Isu tersebut telah mencoreng nama baik kampus.

Dadang Darmawan Pasaribu, akademisi yang juga alumni USU memberikan komentar. Dia menilai, laporan dugaan plagiat beruntun kepada sejumlah dosen dan guru besar itu menjadi bukti semua punya potensi melakukan plagiarisme.

Mantan ketua Badko HMI Sumut era reformasi itu menilai isu plagiat di satu sisi menjadi gambaran situasi kampus USU saat ini. Namun disisi lain telah masuk dalam pertikaian politik praktis yang dibalut isu plagiarisme.

Dia menilai, sisi politis sangat ketara tatkala kasus self plagiarisme rektor terpilih Muryanto Amin mencuat ke publik lima hari pasca pemilihan rektor. Dan hal tersebut dimulai dari satu email yang diduga sangat rekayasa karena hanya menyasar satu orang dari banyaknya dosen yang ada di USU.

“Ini membuktikan bahwa pihak pihak yang bertikai di USU sudah masuk pada pertikaian politik praktis, meskipun dengan memanfaatkan isu plagiat. Tapi sebetulnya isu ini adalah isu politik yang dibungkus dengan isu plagiarisme,” kata Dadang.

Sementara, penyelesaian kasus dugaan plagiat langsung ditangani dan tim penelusuran juga dibentuk oleh Prof Runtung Sitepu yang masuk didalam pusara politis tersebut.

“Sisi politisnya disitu, saat dugaan plagiat hanya tertuju pada satu orang setelah pemilihan rektor. Semestinya jika memang dugaan tersebut ingin dituntaskan, maka tim yang menyelesaikan adalah setingkat kementerian,” bebernya.

Kini dugaan plagiat kembali mencuat dan menyeret nama Runtung Sitepu. Kata dia, kondisi saat ini adalah buah dari apa yang sudah dimulai oleh rektor.

Rektor Runtung Sitepu yang memulai membuka dan menampilkan bagaimana wajah USU yang sesungguhnya tidak sesuai dengan apa yang dicitrakan selama ini.

“Ini memang keinginan Runtung (rektor) sendiri, yang menggebu-gebu membuka kasus plagiarisme yang sebenarnya dia sendiri terancam tuduhan plagiarisme,” pungkasnya.

Editor: ARI

Komentar

Pos terkait