SUMUTNEWS.CO – Taput | Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan, M. Si diwakili Wakil Bupati Sarlandy Hutabarat, SH didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesra Parsaoran Hutagalung dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Osmar Silalahi memimpin rapat koordinasi bersama Perangkat Daerah terkait Kesiapan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam Pelaksanaan Konvergensi Percepatan Penanggulangan Stunting Tahun 2021, bertempat di Balai Data Bappeda, Tarutung. Jumat (06/11/2020).
“Sesuai dengan ketetapan Bappenas bahwa pada tahun 2021 ditargetkan sebanyak 300 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia sebagai lokasi fokus penanganan stunting, salah satunya adalah Tapanuli Utara. Untuk itu semua OPD yang tekait harus melakukan sinkronisasi program dan kegiatan yang akan berdampak terhadap percepatan dimaksud. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan kondisi stunting pada setiap desa sehingga kita tahu dimana lokasi fokus dengan skala prioritas kita. Dengan adanya pemetaan ini sehingga kita bisa tahu Kecamatan dan Desa mana saja yang menjadi lokasi fokus,” awal arahan Wakil Bupati membuka pertemuan tersebut.
“Sesuai data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dinyatakan kondisi stunting di Tapanuli Utara masih cukup tinggi, ini yang perlu kita perbaiki, semakin tingkatkan upaya yang telah kita lakukan sebelumnya sehingga angka tersebut seminimal mungkin. Program peningkatan ketahanan pangan yang telah dilaksanakan oleh Bapak Bupati turut mendukung upaya ini dan akan kita lanjutkan, kesiapan penataan lingkungan sangat perlu termasuk anggaran Dana Desa sebaiknya digunakan untuk mendukung upaya ini semaksimal mungkin serta peran PKK untuk mengaktifkan kembali taman obat keluarga (toga) pada setiap desa,” jelas Wakil Bupati.
Wakil Bupati juga memberikan arahan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya dari stunting dan juga cara mengatasinya serta tetap mengutamakan program Keluarga Berencana (KB).
“Selain berbagai program dan kegiatan yang akan bersentuhan langsung dengan ibu dan anak kita akan tetap melakukan sosialisasi untuk menyampaikan informasi-informasi yang mendidik kepada masyarakat, jelaskan apa stunting, apa bahayanya dan cara mengatasinya. Sehingga dengan adanya kesadaran masyarakat itu sendiri akan mempermudah dalam upaya menekan angka stunting di daerah kita. Perlu juga diingatkan agar masyarakat tetap mengedepankan anjuran Pemerintah untuk melakukan program KB,” akhir arahan Wakil Bupati.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Alexander Gultom menjelaskan bahwa stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek/kerdil, jauh dari rata-rata anak lain seusianya, dapat terjadi akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan bayi, pemenuhan asupan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil sangat perlu untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.
Editor: ARI
Komentar