SUMUTNEWS.CO – MEDAN | Plt. Wali Kota Medan Akhyar Nasution menampakkan keseriusannya untuk maju kembali pada Pilkada Kota Medan yang akan berlangsung di bulan Desember nanti.
Keseriusan ini terlihat dari manuver politik Akhyar yang dinilai memberikan ‘perlawanan’ terhadap PDIP yang membesarkan namanya. Rentetan dari perlawanan ini, Akhyar memutuskan untuk pindah ke Partai Demokrat.
Lalu bagaimana kisah perlawanan Akhyar hingga dia berlabuh ke Partai Demokrat ? Berikut rentetan perlawanan Akhyar yang berhasil dirangkum Kolega.id.
1. Dapat Rekomendasi Dari Partai Demokrat
Akhyar Nasution mulai menunjukkan manuver politiknya menuju Pilkada Medan 2020 setelah berhasil mendapatkan rekomendasi Partai Demokrat. Rekomendasi ini diterima Akhyar pada Jumat (12/6/2020).
“Iya direkomendasikan, hari Jumat kemarin diserahkan rekomendasinya,” ucap Plt. Ketua DPD Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain, Rabu (17/6).
2. Gandeng PKS
Setelah mendapatkan rekomendasi dari Partai Demokrat, Akhyar melangkahkan kakinya ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kedatangan Akhyar ke PKS pada Selasa (14/7). Setelah bertemu, Akhyar dan PKS menyatakan akan sejalan di Pilkada Medan.
“Insyaallah PKS akan bersama bang Akhyar,” kata Ketua MPW PKS Sumut Hariyanto setelah melakukan pertemuan dengan Akhyar.
3. Akhyar Sebut Tak Punya Beking
Akhyar mulai menunjukkan gelagat pindah partai ketika menyebut tak punya beking melalui akun media sosial Facebook miliknya. Postingan Akhyar ini dibuatnya setelah beberapa jam sebelumnya, menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution bertemu dengan Plt. Ketua DPD PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat di Medan.
“Awak ini apalah, kayak gini-gini ajanya. Beking tak punya,” tulis Akhyar dalam akun Facebook miliknya.
Akhyar tidak menjelaskan maksud dari postingannya itu. Namun, Netizen yang memberi komentar mengaitkan postingan itu dengan Djarot Saiful Hidayat yang baru melakukan pertemuan dengan Bobby Nasution.
“Kata kunci ‘jangan tinggalkan kami’, ‘jangan sia2kan dukungan kami’. Apapun penilaian Djarot Saiful Hidayat, kami lebih tau daripada si Djarot Saiful Hidayat yang orang dari Jakarta tentang Akhyar Nasution,” tulis akun Kagin Jawak di kolom komentar postingan Akhyar.
Seperti diketahui, Bobby Nasution juga bakal calon Wali Kota Medan. Bobby dan Akhyar hingga saat ini sama-sama memperebutkan rekomendasi dari PDIP untuk maju di Pilkada Kota Medan.
4. Demokrat – PKS Sepakat Usung Akhyar
Setelah melakukan pertemuan dengan PKS di Medan pada Selasa (14/7). Kabar PKS ikut mengusung Akhyar bersama Demokrat beredar.
Kabar itu diperkuat dengan postingan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief. Dalam postingan itu, Arief menyebut Akhyar akan diusung Demokrat dan PKS melawan menantu Presiden Jokowi.
“Pilkada Medan 2020, Sah… Koalisi rakyat (Demokrat-PKS) menghadapi koalisi raksasa pendukung mantu Pak Presiden Jokowi,” tulis Andi dalam postingan Twitter nya pada Jumat (25/7).
Jika didukung PKS dan Demokrat, Akhyar memenuhi syarat dukungan maju melalui partai.
5. Akhyar Pindah ke Partai Demokrat
Rentetan ‘perlawanan’ Akhyar ini sampai ketika Akhyar disebut telah pindah dari PDIP ke Partai Demokrat. Kabar Akhyar pindah ini diperkuat dengan ucapan selamat yang disampaikan Djarot Saiful Hidayat.
“Saya ucapkan selamat menempati rumah baru dan terima kasih telah keluar tanpa pamit,” ujar Djarot, Jumat (24/7).
Ini rentetan manuver politik yang dinilai sebagai bentuk ‘perlawan’ Akhyar ke PDIP hingga saat ini. Manuver politik ini tentu menjadi penghangat suasana politik di Kota Medan jelang Pilkada yang akan dilaksanakan Desember mendatang.
Reporter : RML
Editor : RML
Komentar