SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Satu keluarga yang terdiri dari 4 orang di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupate Sigi, Sulawesi Tengah tewas dibunuh dengan sadis pada Jumat (27/11/2020) . Dari tinjauan di lapangan menunjukkan korban dibunuh dengan sadis dengan cara dibakar dan dipenggal kepalanya. Korban terdiri dari pasangan suami istri, anak dan menantu.
Dilihat dari aksi teror, tempat kejadian, dan momentum yang terjadi, pelaku mengerucut kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang saat ini masih eksis di Sulawesi Tengah terutama di Poso dan Sigi. MIT saat ini dipimpin oleh Ali Kalora dan bersembunyi di sekitar hutan daerah Poso dan Sigi.
Aksi teror dengan memenggal kepala dan membakar rumah, bahkan di depan masyarakat lain sangat mirip dengan cara-cara yang dilakukan oleh kelompok ISIS. Tempat kejadian perkara di Sigi adalah daerah yang menjadi lintasan dari kelompok MIT. Saat ini diketehui bahwa kelompok MIT berafiliasi kepada ISIS. Kelompok MIT ini sudah beberapa kali melakukan aksi teror dengan memenggal kepala orang yang dianggap sebagai musuh.
Aksi yang dilakukan oleh kelompok MIT ini harus segera ditangani dengan cepat. Negara harus hadir untuk menjaga masyarakat agar tidak tersentuh oleh kelompok teroris tersebut. Jika negara tidak hadir maka dengan mudah kelompok teroris tersebut bersembunyi dan beraksi di tengah masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai korban.
Selain itu negara harus memastikan bahwa peristiwa ini tidak menjadi suatu momentum yang dapat dimanfaatkan kelompok-kelompok tertentu untuk memicu konflik horisontal. Negara harus memastikan bahwa masyarakat bersama pemerintah menjadi satu kesatuan menentang terorisme. Satu pemahamanan ini penting supaya tidak ada celah yang bisa menjadi pintu bagi provokasi-provokasi pemicu konflik horisontal.
Intelijen harus lebih keras bekerja untuk melakukan deteksi dini cegah dini aksi teror yang diprediksi akan terus menguat pada bulan Desember. Momentum natal dan tahun baru sudah sering kali menjadi waktu favorit bagi kelompok teroris untuk menjalankan aksinya. Selain itu momentum Pilkada serentak juga bisa dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk menunjukkan eksistensinya dengan memanfaatkan konsentrasi aparat keamanan yang fokus pada pengamanan Pilkada.
Negara tidak boleh dikalahkan teroris. Kehadiran negara sangat penting sehingga masyarakat tidak menjadi korban. Selain itu peran penting dari masyarakat untuk melawan radikalisme juga tidak kalah penting. Kolaborasi antara negara dan masyarakat ini harus diperkuat untuk semakin meminimalkan ruang yang bisa dikuasai oleh kelompok teroris.
Stanislaus Riyanta
Analis Intelijen dan Terorisme
Editor: Why
Komentar