BEM Nusantara Geram Akibat Pemerintah Impor Garam

SUMUTNEWS.CO – Jakarta | Rencana impor garam sebesar 3 juta ton oleh pemerintah telah meresahkan banyak lapisan masyarakat. Khususnya mahasiswa yang disini sebagai agen perubahan masyarakat dan pengontrol kebijakan pemerintah setempat.

Dalam hal ini Koordinator Pusat BEM Nusantara Eko Pratama mengatakan “Kami menyayangkan keputusan Impor Garam 3,07 Juta Ton yang akan di lakukan oleh pemerintah pada tahun 2021 ini, pasalnya stok garam dalam negeri cukup melimpah,”
Pasalnya, impor yang digaungkan pemerintah tersebut telah menyebabkan harga garam turun drastis ke level Rp.100 – Rp.300 per kilogram.

Bacaan Lainnya

Menjadikan para petani kesulitan dalam menjual garam ke pasar karena anjloknya harga pasaran garam lokal. Impor ini pun menjadikan sebuah permasalahan baru dengan maraknya tengkulak yang memanfaatkan keadaan.

Dikutip dari detik.com
Dalam website resmi Kemenperin unggahan pada tahun 2014 lalu, menjelaskan bahwa di era Presiden Jokowi – JK telah menjalankan program khusus untuk intensifikasi lahan yang tersedia serta ekstensifikasi lahan yang belum dimanfaatkan guna keberlangsungan Swasembada Garam 2019. Namun, kenyataanya tidak demikian.

“Tahun 2019 lalu kami juga turut mengawal anjloknya harga garam lokal akibat impor, waktu itu solusi yang di berikan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan kualitas produksi garam rakyat, akan tetapi, tahun ini issue impor garam kembali bergulir dan membuat ambruk harga garam rakyat, keseriusan pemerintah dalam membantu petambak garam untuk meningkatkan kualitas produksi garam rakyat patut dipertanyakan, sebab dari tahun ke tahun masalahnya adalah tentang kualitas garam lokal yang kurang bagus dan akhirnya memilih impor,” ujar Eko Pratama.

Dijelaskan, dalam keterangan website Kemenperin, pemerintah telah melakukan adanya mekanisasi dan pemanfaatan teknologi guna meningkatkan produksi garam dengan menggunakan teknologi Geomembrane yang harusnya menjadi solusi dalam meneken angka impor garam. Diperkirakan dengan menggunakan adanya teknologi tersebut produktivitas garam domestik akan meningkat mencapai 50% – 100%. Lalu kejadian tersebut hanya seperti angin lalu.

Di tambah lagi sekretaris pusat Bem Nusantara saudara M julianda Arisha menambahkan kekecewaan besar terhadap pemerintah yang lama kelamaan memperlihatkan kebijakan yang tidak mensejahterakan masyarakat nya, impor ini untuk siapa sih? Untuk mensejahterakan rakyat atau malah mempermiskin rakyat nya sendiri dan berlindung di balik alasan demi menjaga stok garam di Indonesia.

Pemerintah tidak pernah mikir hari ini petambak garam terseok-seok akibat kebijakan yang di ambil oleh pemerintah, sekarang ini yang memiskinkan rakyat Indonesia tidak lagi penjajah melainkan pemerintah sendiri dengan segala kebijakan nya.

“BEM Nusantara akan menyerukan mahasiswa untuk turut mengawal kebijakan impor garam ini, membuka ruang diskusi bersama perkumpulan petani garam masing-masing wilayah. Hal ini sebagai bentuk upaya pengawalan dan keberpihakan terhadap petambak garam dan apa bila pemerintah tetap melakukan impor garam maka kami akan turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan yang di alami oleh petambak garam”, ujar Julianda

Editor: ARI

Komentar

Pos terkait