Bobby-Aulia Mulai Difitnah di Medan: Masalah Agama Masih Diperdebatkan

SUMUTNEWS.CO – Medan | Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan dengan nomor urut 2, Bobby Afif Nasution – Aulia Rachman, mengaku mulai mendapatkan fitnah saat melakukan blusukan pada masa kampanye dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada), 9 Desember 2020 mendatang.

Calon Wakil Wali Kota Medan, pasangan Bobby Nasution, Aulia Rachman mengharapkan, kontestasi pilkada sebaiknya dimanfaatkan oleh setiap pasangan calon (Paslon) menjadi ajang dalam menguji gagasan, memaparkan program visi dan misi dalam membangun Kota Medan.

Bacaan Lainnya

“Saya melihat dan mendengar langsung saat turun ke lapangan. Ada tudingan dari warga yang menyebutkan pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman, adalah bukan pasangan Islam. Masalah agama masih diperdebatkan,” ujar Aulia Rachman di Medan, Sumatera Utara, Selasa (29/9/2020).

Mantan anggota DPRD Medan mengharapkan, isu masalah agama tidak baik dijadikan politik untuk mendulang dukungan dalam meraih kemenangan saat pilkada mendatang. Jika masalah agama dijadikan komoditi politik untuk menyerang akan merugikan masyarakat pada 5 tahun mendatang.

“Kalau di Medan, umat Islam lebih 60 persen dari jumlah penduduk yang ada di Medan. Pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman juga beragama Islam, yang tidak menginginkan isu agama menjadi topik perdebatan, dan menjadi prioritas dalam memenangkan untuk pilkada,” tegasnya.

Jumlah penduduk di Medan sekitar 2.279.894 jiwa, yang meliputi suku Batak, 35,39 persen, Mandailing 9,36 persen, Toba 20,93 persen, Karo 4,10 persen, Jawa 33,03 persen, Tionghoa 10,65 persen, Minang 8,60 persen, Melayu 6,59 persen, Aceh 2,79 persen, Tamil dan lainnya sekitar 2,93 persen.

Berdasarkan jumlah penduduk tersebut, sebanyak 64,53 persen beragama Islam, Kristen 26,10 persen, Protestan 20,99 persen, Katolik 5,11 persen, Buddha 8,28 persen, Hindu 1,04 persen dan Konghucu 0,06 persen. Pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman, dinilai pasangan nasionalis dan dinilai mampu merawat kemajemukan itu.

Oleh karena itu, Aulia mengajak semua pihak supaya bersama untuk mengajarkan proses demokrasi yang lebih baik. Dengan demikian, demokrasi yang positif ini bermanfaat bagi generasi di masa mendatang. Soalnya, masalah agama di Medan sangat konsumtif, dan berbeda dengan daerah lainnya.

“Pasangan Bobby-Aulia berasal dari kalangan anak muda, yang sudah banyak mendapatkan wejangan berbagai tokoh masyarakat, pemuka agama tua maupun kalangan senior. Orang yang lebih tua memberikan contoh uang baik kepada yang muda. Jika ada yang lebih tua menebarkan fitnah, krisis moral akibat muncul karena adanya ulah dari kalangan tua,” sebutnya.

Dikutip dari beritasatu.com

Editor: ARI

Komentar

Pos terkait