Landen Marbun Ungkap Keyakinan Bung Karno Tentang Pancasila untuk Indonesia

SUMUTNEWS.CO, MEDAN – Anggota DPRD Sumut Fraksi PDIP Landen Marbun menceritakan momen pertemuan Presiden Indonesia Soekarno dan Presiden Josef Broz Tito beberapa dekade silam. Dalam pertemuan itu, Bung Karno menilai Indonesia tidak akan terpecah belah karena memiliki Pancasila.

Saat itu, kata Landen, Bung Karno bertanya kepada Josef Bros mengenai nasib Yugoslavia setelah dipanggil Tuhan.

Bacaan Lainnya

“Bung Karno pernah bertanya kepada Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tito, kurang lebih sebagai berikut: “Tuan Tito, jika anda meninggal nanti, bagaimana nasib bangsa anda?”.Dengan bangga, Tito berkata, “Aku memiliki tentara-tentara yang berani dan tangguh untuk melindungi bangsa kami,” kata Landen menirukan ucapan Bung Karno saat kegiatan wawasan kebangsaan di SMA YAPIM, Belawan, Senin (10/11/2025).

Setelah menjawab pertanyaan ini, Tito ternyata gantian bertanya kepada Bung Karno. Dengan tenang sang Proklamator itu menyebut Pancasila sebagai nilai yang akan terus menjaga kesatuan Indonesia.

“Lalu bagaimana dengan negara anda, sahabatku?” Dengan tenang Bung Karno berkata, “Aku tidak khawatir, karena aku telah meninggali bangsaku dengan sebuah way of life, yaitu Pancasila,” tutur Landen.

Anggota DPRD yang duduk di Komisi A ini selanjutnya menceritakan pandangan ahli di Serbia mengenai Indonesia dan Yugoslavia. Disebutkan bahwa Indonesia paling berkemungkinan pecah atau mengalami disintegrasi seharusnya Indonesia.

Alasannya, Yugoslavia lebih beruntung dibandingkan Indonesia, karena wilayahnya tidak terpisah-pisah dan tidak beretnis sebanyak Indonesia.
Pada akhirnya, bangsa Yugoslavia pecah menjadi tujuh negara-negara kecil seperti Serbia, Kroasia, Bosnia, Slovenia, Montenegro, Kosovo dan Makedonia.

“Menurut mereka, bangsa Indonesia lebih beruntung karena memiliki pegangan hidup Pancasila yang menyatukan penduduknya yang terdiri atas berbagai suku/golongan dan memeluk berbagai agama dan kepercayaan,” ungkapnya.

Oleh karena itu Landen berpesan kepada seluruh siswa-siswi yang ada di YAPIM untuk menjadikan Pancasila sebagai nilai kehidupan.

Sutrisno SAg yang bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan itu juga menyampaikan hal senada. Ia menceritakan bagaimana sejarah Indonesia tidak bisa lepas dari Pancasila. (SN01)

Komentar

Pos terkait