Survei: Jokowi Effect Tak Berpengaruh, Bobby Nasution Kalah di Pilkada Medan

Bobby Afif Nasution dan Aulia Rahman saat penyerahan berkas pendaftaran pencalonan di KPUD Kota Medan, Jumat (04/09/2020)/Foto: Kolega.id

SUMUTNEWS.CO – Medan | Berdasarkan survey City Research Centre (CRC), tingkat elektabilitas menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Afif Nasution pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2020 berada dibawah rivalnya Akhyar Nasution. Elektabilitas Akhyar Nasution, 5,75 persen lebih tinggi dari Bobby Nasution.

Hal itu disampaikan tim survey CRC di Keumale Cafe, Jalan.Sei Serayu, No. 29 Medan, Senin (14/09/2020).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Direktur Eksekutif CRC, Muhammad Akbar Pribadi, S.Sos, M.Si, survey itu dilaksanakan selama lima hari, terhitung mulai pada tanggal 7 hingga 11 September 2020 dengan melibatkan 400 orang.

Menurut Muhammad Akbar, hasil pemaparan survey yang dilakukan oleh CRC saat ini merupakan tahap awal untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat, popularitas serta elektabilitas pasangan calon.

“Hasil survey ini bisa dijadikan referensi semua pihak dalam melihat wajah pilkada Medan yang akan datang,” ujar Akbar.

Sementara itu, Direktur Riset CRC, Ara Auza, S.Sos, M.I.Kom dalam persentasenya menjelaskan bahwa karakteristik pemilih di Kota Medan cenderung kritis dalam menentukan pilihannya.

“Misalnya soal pencalonan Bobby Nasution, Jokowi Effect benar-benar bisa mengangkat popularitas Bobby hingga 97,25 persen, namun hal itu bertolak belakang degan pilihan masyarakat terhadap Bobby ketika Pilkada,” jelasnya.

Menurutnya juga, proses Bobby menjadi kandidat Cawalkot Medan juga terkesan dipaksakan, sehingga katanya, hal itu juga mempengaruhi tingkat elektabilitas Bobby Nasution.

“Ada kesan yang muncul ditengah masyarakat bahwa pencalonan Bobby terkesan ujuk-ujuk dan dipaksakan,” katanya.

Terkait pemilih millenial, menurut akademisi sekaligus pengamat politik Fuad Putra Perdana Ginting, S.Sos, M.IP pemilih millenial di Medan belum tentu memilih calon yang menjual semangat millennial. Kata Fuad, hal itu disebebkan karena pemilih millennial di Medan cenderung lebih kritis.

“Bukan jaminan misalnya anak-anak muda millenial itu memilih Bobby Nasution. Mereka punya daya kritis kuat, sehingga akan mencari tau latar belakang calon dan hal-hal lain yang mempengaruhi pilihan mereka di Pilkada Medan,” demikian Fuad

 

Editor: Ari

Komentar

Pos terkait