SUMUTNEWS.CO – MEDAN. Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah baik tingkat Sumut dan Kota Medan ternyata sangat tertarik dengan konsep kerja kolaborasi ala Bobby Afif Nasution.
Hal itu terungkap saat Bobby Nasution bersilaturahmi dengan Ortom Muhammadiyah di Bandar Kopi Jalan Letda Sudjono Medan Tembung Selasa (21/7/2020) sore.
Ortom Muhammadiyah yang hadir pada silaturahmi dan diskusi saat itu antara lain Aisyiyah, Hizbul Wathan, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hingga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Rita Mawarni dari Nasyiatul Aisyiyah Sumut didampingi Eva dan Nasyiatul Aisyiyah Kota Medan menyebut bangga dengan kehadiran Bobby Nasution. Bahkan Rita menyebut sebab Bobby, pihaknya bisa berkumpul semua dalam satu majelis.
“Kami siap dilibatkan dalam konsep kolaborasi yang abang tawarkan. Kami yakin dan mendoakan Abang jadi yang terbaik dan terdepan, hingga bisa bersinergi dengan Nasyiatul Aisyiyah,” kata Rita.
Ketua Pemuda Muhammadiyah, Salman Nasution juga siap menyambut program Bobby Nasution. Pihaknya siap berintegrasi dalam pembangunan Kota Medan.
“Kami siap bekerja sama dengan Bang Bobby jika kelak terpilih memimpin Kota Medan,” kata Salman.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumut, Hanifah Syafina pun menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi membangun Kota Medan.
Senada dengan ungkapan ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Medan, Taufik Prima. Taufik mengatakan sudah selayaknya anak muda Kota Medan dilibatkan oleh pemerintah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah lewat Sekjend Sumut Zikri Akbar berharap niat baik yang diusung Bobby Nasution diijabah oleh Allah SWT.
“Kita bicara kolaborasi juga kita inginkan komitmen. Semoga diijabah,” ungkap Zikri.
Salah satu yang menarik dari pertemuan itu adalah kehadiran Wakil Ketua DPP Muhammadiyah Nasrullah. Kepahaman Nasrullah akan konsep milenial untuk pembangunan sebuah kota berkaitan dengan kesiapan Ortom Muhammadiyah mendukung program kolaborasi Bobby Nasution.
“Kata kolaborasi dan sinergi sedang ngetren di kalangan milenial, sejalan dengan rencana pertemuan hari ini Kota Medan bisa kolaborasi dengan milenial,” kata Nasrullah.
Nasrullah membahas musibah yang dialami pimpinan di Kota Medan. Yakni tidak berhasil memimpin hingga periodenya habis karena bermasalah dengan hukum.
Maka itu, Nasrullah yakin jika Bobby punya satu kata sakral di kalangan Muhammadiyah, yakni ‘Amanah’ maka dia bisa jadi pemimpin yang memutus rantai kegagalan memimpin hingga selesai di Kota Medan.
“Kita harus memapas itu. Bang Bobby harus amanah. Kalau diizinkan Allah akan lulus dengan catatan menjaga amanah,” sambung Nasrullah.
Sementara Edy Syahputra alumni Ortom Muhammadiyah yang kini duduk di Kursi DPRD Medan, mengaku tidak menyangka animo Ortom begini tinggi untuk bersua Bobby Nasution. Bahkan para ketua Ortom tampak hadir.
“Bobby disambut hangat dengan warga Muhammadiyah, tidak sangka kehadiran ketua ortom yang antusias. Magnet Bobby di luar ekspektasi saya,” kata Edy.
Bobby sendiri memuji kiprah Muhammadiyah dalam kehidupannya. Keberkahan Muhammadiyah benar-benar dirasakannya. Seperti diketahui, Bobby memang sempat mengecap pendidikan Muhammadiyah lewat SD Muhammadiyah 2 Pontianak.
“Saya merasakan keberkahan dari Muhammadiyah, jadi ada baiknya saya berkembang di luar Kota Medan,” kata Bobby.
Dalam pertemuan itu, digelar pula diskusi. Beberapa hadirin dari Ortom bertanya, baik itu visi-misi hingga upaya untuk menciptakan keamanan di Kota Medan.
Seperti pertanyaan dari Hambali dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Hambali risau sebab Kota Medan tidak aman. Maka Bobby Nasution menjawab, jika kedepan diamanahkan memimpin Kota Medan, Bobby akan fokus pada kesejahteraan masyarakat.
Sebab angka kriminal tinggi biasanya lahir dari kesenjangan ekonomi masyarakat. “Kuncinya sejahtera. Kalau masyarakat sejahtera insya Allah tidak ada lagi kejahatan. Itu akan jadi fokus kita,” terang Alumni IPB Bogor itu.
Lantas apa pendapat Bobby terkait kesiapan para Ortom Muhammadiyah mendukung program kolaborasinya? Terutama dari kalangan milenial.
Disebutkan Bobby, dari survei yang dilakukannya, sekitar 50% penduduk Medan adalah anak muda. Maka itu tatkala berkeliling menjalin komunikasi dengan sejumlah komunitas maka banyak diisi anak muda.
Ironisnya, banyak anak muda berprestasi di Kota Medan memilih hengkang ke kota lain. Kenapa bisa terjadi? Ternyata bukan melulu soal uang. “Anak muda itu perlu apresiasi. Hasil karya mereka diakui, itu yang diharapkan milenial untuk meningkatkan kualitas. Disitulah kelak peran pemerintah untuk mengajak mereka berkolaborasi sesuai dengan bidang masing-masing,” pungkas Bobby.
Editor : Why